Berita Bali
Kisah Jatuh Bangun Pemilik Denara Bali, Nyaris Bangkrut Hingga Makan Saja Susah, Kini Bisnis Moncer
Sathya Narayana, anak muda asli Bali harus jatuh bangun membangkitkan usaha lokal yang dirintis orangtuanya yang kini terkenal dengan nama Denara Bali
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sathya Narayana, anak muda asli Bali harus jatuh bangun membangkitkan usaha lokal yang dirintis orangtuanya yang kini terkenal dengan nama Denara Bali.
Usaha lokal Denara Bali bermula dari rintisan orang tua Sathya Narayana, yaitu Made Diksa Wimona dan drh Ni Wayan Kesumawati Dewi sejak tahun 1997, awalnya dari industri aromaterapi.
Sebagaimana disampaikan Sathya Narayana, pemuda berusia 26 tahun ini dalam Media Workshop di Denpasar, Bali, pada Rabu 28 Agustus 2024.
"Awalnya industri aromaterapi, sempat bangkrut karena cashflow kurang lancar, pembayaran customer banyak tersendat sampai harus tutup, tapi saya tidak ingin menyerah, mencoba bangkit kembali dengan Denara Bali ini," kata Sathya
"Tahun 2005-2007 kondisi keluarga susah, makan susah, bisa makan sudah bersyukur, baju bolong bolong terus dipakai, ada sisa modal Rp 3 juta, itulah yang dipakai peruntungan dengan usaha Denara ini," tutur dia.
Tidak mudah membangun usaha, gagal sudah menjadi makanan sehari-hari, meracik lulur dengan trial and error hingga menemukan formula yang pas digunakan untuk sekarang, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
"Saya sempat kena teguran BPOM, tapi dengan komuniaksi yang baik, dibantu informasi supaya berkembang, akhirnya dari situ mencari bantuan dinas pemerintahan, support pameran-pameran, bertemu customer dan pelanggan hingga akhirnya bisa membangun pabrik," ungkapnya.
Baca juga: Jaringan Hyper 5G Telkomsel Hadir Lebih Luas di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung
Peluang bisnis di industri kosmetik dan perawatan tubuh terutama di produk SPA Bali ini diliriknya pada tahun 2007. Ia menganggap SPA yang ikonik di Pulau Dewata ini bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Bermodal keinginan untuk meraih pangsa pasar produk perawatan tubuh, sang ibu Ni Wayan Kesumawati pun mengikuti kursus pelatihan membuat formula perawatan tubuh.
Ilmu yang diperolehnya kemudian diterapkan untuk menciptakan berbagai produk perawatan tubuh, seperti body scrub dan sabun alami, yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Setelah melakukan riset selama satu tahun, akhirnya Made Diksa dan istri mendirikan Denara Bali pada Agustus 2008.
"Kebetulan melihat peluang bisnis, Bali ini kan daya tarik produk SPA, wisatawan ramai ke sini juga di tengah waktu libur jugaa ingin merasakan SPA Bali, saya berkeinginan Denara menjadi sensasi SPA ala Bali yang bisa dinikmati di manapun berada," bebernya.
Namun pandemi COVID-19 yang melanda membuat hampir semua sektor industri lesu, tak terkecuali sektor industri perawatan tubuh.
Ia menceritakan, Denara Bali termasuk usaha yang terimbas pandemi hingga nyaris tutup karena saat itu seluruh sistem pemasarannya masih offline.
Melihat dampak dari pandemi, Sathya turun tangan membantu bisnis tersebut.
Kemudian tantangan yang dihadapinya ialah mempelajari tentang standar mutu, quality control dan persaingan dunia usaha personal care lainnya.
"Bukan hal negatif, pertumbuhan UMKM begitu hebat, pesat dan bergairah, ini yang memacu saya untuk membentuk positioning dan branding," ujar dia.
Sathya pada akhirnya mampu membangkitkan lagi usaha Denara Bali dengan berinovasi dari segi strategi penjualan dengan merambah digitalisasi.
Jika sebelumnya hanya mengandalkan ritel, Denara Bali kini juga memanfaatkan platform online seperti Tokopedia dan ShopTokopedia.
Di samping pemasaran, Sathya juga fokus mengembangkan beragam produk yang memanfaatkan bahan baku lokal dari kekayaan alam Indonesia.
"Contohnya, kami memakai kunyit untuk produk Heritage Edition varian turmeric, lidah buaya, bengkoang, dan rumput laut," kata dia.
"Kami juga melibatkan puluhan karyawan untuk berkarya lewat Denara Bali karena kami ingin memberi dampak bagi masyarakat sekitar, termasuk dengan ibu rumah tangga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan usia dan pendidikan," jabar Sathya.
Sejak mengikuti beragam kampanye dan menggunakan fitur di Tokopedia dan ShopTokopedia, omzet Denara Bali meningkat hingga 3 kali lipat dibandingkan sebelum mengikuti kampanye dan fitur Tokopedia dan ShopTokopedia, yang berkontribusi sebesar 25 persen terhadap penjualan Denara Bali.
Melalui Tokopedia dan ShopTokopedia, Denara Bali juga mampu menjangkau pelanggan yang lebih luas lagi, di luar Pulau Bali.
Beberapa produk terlaris Denara Bali seperti body scrub, hand and body lotion, dan natural soap.
Denara Bali pun serius memanfaatkan platform tersebut dengan membentuk tim marketing yang didalamnya mencakup content creator yang fokus membuat beragam konten menarik serta mengamati beragam tren.
Bagi Sathya, hal itu menjadi strategi soft selling yang menggabungkan tren di masyarakat dengan tema khusus dan identitas Denara Bali yang menghadirkan harmoni antara keindahan alam dan rangkaian kecantikan, memberikan sentuhan alami yang memancarkan pesona Pulau Dewata.
Sektor UMKM memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia, yaitu lebih dari 60 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Bali selama kuartal III 2023 tumbuh sebesar 5,35 persen (y-o-y), dimana pertumbuhan tersebut didukung kontribusi UMKM lokal.
Pemerintah Provinsi Bali pun mencatat jumlah UMKM di Bali meningkat pesat selama lima tahun terakhir, yaitu lebih dari 13.000 UMKM pada tahun 2019, kemudian terjadi peningkatan sebanyak lebih dari 443.000 UMKM pada tahun 2023.
Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Tercatat, 79 persen pengguna Tokopedia berencana berbelanja lebih banyak melalui ShopTokopedia dan 77 persen pengguna ShopTokopedia berencana berbelanja lebih banyak melalui Tokopedia.
Alasannya, pengguna ingin merasakan berbagai fitur yang inovatif sekaligus pengalaman baru dalam berbelanja online.
“Dengan potensi yang besar dari UMKM Bali, kami terus berupaya agar pelaku usaha di Indonesia bisa memulai dan membangun bisnis lewat platform ini," kata Communications Senior Lead Tokopedia and ShopTokopedia, Rizky Juanita Azuz.
Dengan terus mendukung pelaku usaha di Indonesia, termasuk di Bali, harapannya masyarakat juga bisa semakin mudah dalam menjangkau berbagai produk kebutuhan.
Upaya kampanye Beli Lokal agar brand lokal menjadi pilihan utama masyarakat dan memperluas jangkauan penjualan ke seluruh Indonesia, Festival Beli Lokal untuk mengapresiasi dan merayakan produk dan brand lokal yang berlangsung di Jakarta pada 24-25 Agustus 2024 lalu.
Serta kampanye khusus di momen spesial, seperti Waktu Indonesia Belanja atau WIB yang berlangsung setiap periode gajian dan Waktu Indonesia Beli Lokal sebagai bagian dari WIB yang menjadi panggung khusus bagi brand lokal.
“Ada juga Promo Guncang di tiap double date dengan Flash Sale 95 peren beberapa kali sehari, Bebas Ongkir, dan berbagai promo lainnya. Bagi pelaku usaha, ada dukungan Dilayani Tokopedia untuk membantu pesanan, mulai dari penerimaan, pengemasan, pengantaran ke kurir dan penanganan kendala, sehingga penjual bisa menjangkau pasar di luar kota atau pulau,” tutur Rizky.
Tokopedia juga berkolaborasi bersama sederet kementerian dan pemerintah terkait lainnya untuk mempromosikan produk lokal melalui fitur Live Shopping.
Fitur ini telah dimanfaatkan banyak penjual yang sukses meningkatkan penjualan hingga berkali-kali lipat lewat live streaming 12 jam hingga 24 jam sehari.
“Tokopedia dan ShopTokopedia juga mengadakan Host Academy dan Creators Lab untuk membantu masyarakat menjadi kreator konten yang kreatif, khususnya UMKM lokal, dalam mempromosikan produk. Sepanjang tahun 2023-2024, para kreator konten binaan telah membantu lebih dari 2.000 UMKM,” ungkap Rizky.
Denara Bali merupakan salah satu UMKM Bali di kategori Kecantikan dan Perawatan Diri yang turut berkontribusi bagi perekonomian daerah.
Lewat penjualan online dan pemanfaatan kampanye dan fitur di Tokopedia dan ShopTokopedia, omzet Denara Bali bisa melonjak 3 kali lipat.
Menurut data internal Tokopedia, Nabire (Papua Tengah, Halmahera Tengah (Maluku Utara), Kepulauan Aru (Maluku), Buton Utara (Sulawesi Tenggara) dan Konawe Utara (Sulawesi Tenggara), ytercatat sebagai wilayah dengan peningkatan tertinggi jumlah penjual selama setahun, yaitu dengan rata-rata kenaikan jumlah penjual lebih dari 4 kali lipat periode Juli 2023-Juni 2024 dibandingkan Juli 2022-Juni 2023.
Sementara di ShopTokopedia, sejumlah wilayah dengan peningkatan tertinggi jumlah penjual selama tiga bulan ke belakang, yaitu Jakarta, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Timur, dan Bali, dengan rata-rata kenaikan jumlah penjual hampir 1,5 kali lipat pada kuartal II 2024 dibandingkan kuartal I 2024.
“Upaya Tokopedia dan ShopTokopedia lewat kampanye Beli Lokal juga berkontribusi terhadap tren belanja online masyarakat. Salah satunya kategori Kecantikan dan Perawatan Tubuh yang mengalami kenaikan jumlah transaksi hampir 1,5 kali lipat lewat kampanye Beli Lokal di Tokopedia,” tutur Rizky.
Di Tokopedia, beberapa kategori produk yang paling laris selama enam bulan ke belakang, yaitu Makanan dan Minuman, Kecantikan dan Perawatan Tubuh, Fashion dan Kesehatan hingga Rumah Tangga, pada periode 12 Desember 2023-12 Juni 2024 dibandingkan 12 Desember 2022-12 Juni 2023.
“Khusus di Bali, beberapa kategori produk mengalami kenaikan transaksi signifikan selama enam bulan ke belakang, seperti penjualan produk Kecantikan dan Perawatan Diri melalui kampanye Beli Lokal di Tokopedia melonjak 1,5 kali Iipat,” ujar Rizky.
Beberapa produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi, yaitu produk kecantikan, perawatan tubuh, makanan dan minuman, perabotan rumah tangga, dan perlengkapan dapur, dengan rata-rata kenaikan lebih dari 3 kali lipat.
“Di Bali, beberapa kategori mengalami kenaikan transaksi secara signifikan lewat kampanye Beli Lokal. Contohnya, kategori Kecantikan dan Fashion mengalami lonjakan penjualan hampir 8 kali lipat, sedangkan penjualan pada kategori Perawatan Diri naik lebih dari 8 kali lipat,” tutup Rizky.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.