bisnis

WADUH! Kelas Menengah Rentan Jatuh Ke Jurang Kemiskinan, 10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Pada tahun 2014, belanja prioritas masyarakat kelas menengah mayoritas dibelikan untuk makanan sebesar 45,53 persen dan untuk perumahan sebesar 32,67

KONTAN/Cheppy A Muchlis
KELAS MENENGAH - Karyawan kelas menengah berjalan kaki saat jam makan siang di kompleks perkantoran Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini. 10 tahun pemerintahan Jokowi, masyarakat kelas menengah rentan jatuh ke jurang kemiskinan. 

TRIBUN-BALI.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok masyarakat kelas menengah saat ini sulit untuk melompat maju menuju kelas atas, bahkan rentan jatuh ke jurang kemiskinan.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan, alasan kelas menengah rentan jatuh ke jurang kemiskinan.

Tercermin dari modus pengeluaran penduduk kelas menengah, yang cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan dan semakin mendekati batas bawahnya.

“Kalau kita lihat dari modus kelas menengah dari batas bawah dan batas atas, memang sebagian besar penduduk kelas menengah cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan kelas menengah bawah,” tutur Amalia saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (28/8) lalu.

Adapun ia mencatat, batas atas pengelompokan kelas menengah per tahun 2024 adalah 17 kali dari garis kemiskinan yaitu mencapai Rp 582.932 per bulan atau mencapai Rp 9.909.844. Sementara itu, batas kelompok menengah ke bawah mencapai 3,5 kali Rp 582.932, menjadi Rp 2.040.262.

Baca juga: BREAKING NEWS: Eks Bupati Jembrana IB Ardana dan Istri Meninggal Tidak Wajar, Ini Peran Windi

Baca juga: BREAKING NEWS: Kabid Humas Polda Bali Ungkap Mantan Bupati Jembara dan Istri Meninggal Tidak Wajar

Ilustrasi - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok masyarakat kelas menengah saat ini sulit untuk melompat maju menuju kelas atas, bahkan rentan jatuh ke jurang kemiskinan.
Ilustrasi - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok masyarakat kelas menengah saat ini sulit untuk melompat maju menuju kelas atas, bahkan rentan jatuh ke jurang kemiskinan. (Pixabay)

Nah, sementara itu modus pengeluaran kelas menengah mencapai Rp 2.056.494, atau mendekati batas bawah pengelompokan yakni sebesar Rp 2.040.262.

Modus pengeluaran kelas menengah tersebut terus mendekati batas bawah pengelompokan bila dibandingkan dengan 2014.

Pada 2014, batas bawah modus pengeluaran kelas menengah mencapai Rp 1.708.900 dengan batas bawah senilai Rp 1.059.573 juta dan batas atas hanya sebesar Rp 5.146.495.

Disamping itu, Amalia juga mencatat, jumlah kelas menengah terus menurun dalam 10  tahun terakhir. Pada 2019 masyarakat kelas menengah mencapai 57,33 juta, kemudian turun menjadi 53,83 juta pada 2021.

Selanjutnya, jumlah masyarakat kelas menengah juga tercatat kembali turun pada 2022 menjadi 49,51 juta, turun pada 2023 menjadi 48,27 juta, dan pada 2024 turun menjadi 47,85 juta.

Ia menyebut, kelas menengah terus berkurang lantaran masih merasakan efek dari adanya pandemi Covid-19.  

Biaya prioritas pengeluaran masyarakat kelas menengah untuk membeli rumah dan makanan tampak menurun pada 2024.

Amalia mencatat, terdapat pergeseran pengeluaran masyarakat kelas menengah bila dibandingkan dengan 2014 dan 2024.

Pada tahun 2014, belanja prioritas masyarakat kelas menengah mayoritas dibelikan untuk makanan sebesar 45,53 persen dan untuk perumahan sebesar 32,67 persen.

Namun 10 tahun kemudian, yakni pada tahun 2024, pola belanja tersebut berubah menurun, menjadi sebesar 41,67 persen untuk makanan dan sebesar 28,52 persen untuk perumahan.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved