Wisata Bali
Ekowisata Mangrove Batu Lumbang: Surga Tersembunyi di Tengah Denpasar
Ekowisata Mangrove Batu Lumbang adalah salah satu destinasi wisata alam yang menawarkan pengalaman unik di tengah hiruk-pikuk perkotaan Denpasar.
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ekowisata Mangrove Batu Lumbang: Surga Tersembunyi di Tengah Denpasar
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ekowisata Mangrove Batu Lumbang adalah salah satu destinasi wisata alam yang menawarkan pengalaman unik di tengah hiruk-pikuk perkotaan Denpasar.
Terletak di Jalan Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar, lokasi ini bersebelahan dengan Waduk Tukad Badung, menjadikannya tempat yang strategis untuk melepas penat sambil menikmati keindahan alam.
Baca juga: Jelajahi TCEC: Wisata Edukasi yang Membawa Anda Lebih Dekat dengan Penyu
Di sini, pengunjung dapat menikmati sensasi bermain kano sembari mengarungi rimbunnya hutan mangrove yang asri.
Kegiatan ini menjadi daya tarik utama, terutama saat air sedang pasang, di mana petualangan kano bisa melintasi Jalan Tol Bali Mandara, memberikan sensasi berbeda yang sulit ditemukan di tempat lain.
Selain bermain kano, Ekowisata Mangrove Batu Lumbang juga dikenal sebagai surga bagi para pemancing.
Baca juga: Desa Wisata di Buleleng Akan Dievaluasi, Status Bisa Dicabut
Dengan biaya yang sangat terjangkau, yaitu hanya Rp 30 ribu, pengunjung dapat menikmati waktu seharian penuh dari pagi hingga sore untuk mengeksplorasi jalur mangrove sambil memancing.
Tidak hanya itu, fasilitas yang disediakan juga sangat lengkap, mulai dari kano dan dayung, pelampung, hingga sepatu karet untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengunjung.
I Made Megantara Johanes, salah satu anggota Ekowisata Mangrove Batu Lumbang, menjelaskan asal-usul destinasi wisata ini.
“Awalnya, Ekowisata Mangrove Batu Lumbang adalah bagian dari kelompok nelayan setempat bernama Segara Batu Lumbang yang dibentuk pada tahun 2005. Seiring waktu, kelompok ini dibina dan diberi izin oleh pemerintah untuk mengonservasi lingkungan mangrove, sekaligus mengembangkannya menjadi tempat wisata,” jelasnya.
Johanes juga menambahkan bahwa mayoritas pengunjung adalah pemancing yang datang untuk menikmati ketenangan sambil menyalurkan hobi mereka.
Baca juga: Jogging Track Kertalangu: Wisata Olahraga dan Alam Persawahan yang Asri di Tengah Denpasar
Namun, wisatawan asing juga mulai banyak yang datang, tertarik untuk mengeksplorasi ekosistem mangrove yang unik ini.
“Kebanyakan pengunjungnya itu dominan para pemancing karena dengan 30 ribu aja mereka sudah dapat sepuasnya dari pagi sampe sore untuk mengakses jalur mangrove ini. Ada pula wisatawan asing yang penasaran dan eksplor sekitaran mangrove, tapi tetap lebih dominan para pemancing,” tambahnya.
Tak hanya menawarkan hiburan dan rekreasi, Ekowisata Mangrove Batu Lumbang juga memiliki nilai penting sebagai kawasan konservasi.
Pada saat KTT G20, destinasi ini menjadi salah satu lokasi kunjungan para pemimpin negara-negara dunia.
Baca juga: Museum Le Mayeur: Destinasi Wisata Seni dan Budaya yang Menawan di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.