HIV dan AIDS di Bali
989 Kasus HIV Baru Ditemukan di Bali Januari-Juni 2024
Yahya memaparkan, dari Januari hingga Juni 2024, kasus HIV baru yang ditemukan di Bali sebanyak 989 kasus.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
989 Kasus HIV Baru Ditemukan di Bali Januari-Juni 2024
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasus HIV maupun AIDS di Bali kini telah mengalami tren penurunan.
Tren penurunan ini sudah terjadi mulai tahun 2016 hingga tahun 2024 ini.
Hal ini menunjukkan, kepedulian masyarakat terkait permasalahan ini mulai meningkat, termasuk kesadaran untuk melakukan pengecekan hingga melakukan pengobatan bagi yang positif.
Baca juga: HIV di Bali Tercatat 30.366 Kasus! KPA Pertemukan Para Konselor Tingkatkan Layanan
Tahun 2015 ditemukan sebanyak 2.529 kasus, dan menurun di tahun 2016 menjadi 2.423 kasus, dan terus mengalami penurunan, hingga di tahun 2024 hingga Juni 2024 ditemukan 989 kasus.
Hal ini berdasarkan pemaparan dari Pengelola Program PMTS, Yahya Anshori di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali saat pembentukan kepengurusan Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) periode 2024-2027, Kamis (12/9/2024).
Yahya memaparkan, dari Januari hingga Juni 2024, kasus HIV baru yang ditemukan di Bali sebanyak 989 kasus.
Baca juga: Sudah 273 Orang Meninggal karena AIDS di Denpasar Bali, Kasus HIV Sebanyak 9.077 dan AIDS 6.073
Hal ini melalui pelaksanaan tes HIV yang menyasar kabupaten dan kota di Bali. Di mana Denpasar dengan kasus tertinggi yakni 400 kasus, disusul Badung 217 kasus dan Buleleng 126 kasus.
“Denpasar tertinggi karena ada banyak layanan dan aktif melakukan screening. Dan ini bukan hanya dari Denpasar saja, karena bisa saja dari luar dan ikut tes di Denpasar,” imbuhnya.
Sementara itu, hingga Juni 2024, estimasi Orang Dengan HIV (ODHIV) di Bali sebanyak 25.739. Dari jumlah itu, 23.495 ODHIV hidup dan mengetahui statusnya, dengan 12.742 orang mengetahui status dan sedang mendapat pengobatan ARV.
Baca juga: MRAN di Kota Denpasar Bali, Ada Seorang Istri Tertular HIV dari Suami, Mari Cegah HIV AIDS
Kemudian, 3.776 ODHIV yang minum ARV yang dites VL, serta 3.545 orang sedang dalam pengobatan ARV yang VL-nya tersupresi.
“Tersupresi bisa dikatakan virusnya tidur, tidak akan menularkan lagi ke pasangannya, meskipun tidak menggunakan alat kontrasepsi. Namun mereka harus terus mengonsumsi ARV seumur hidup dan tidak boleh putus. Kalau putus maka akan muncul lagi virusnya,” tambah Dian Pebriana, selaku Pengelola Program Monitor dan Evaluasi KPA Prov Bali.
Sementara itu, terkait penularan HIV di Bali sejak tahun 1987 kebanyakan melalui hubungan heteroseksual sebanyak 73 persen, homoseksual 18 persen, biseksual sebanyak 3 persen, dan perinatal 3 persen.
Baca juga: Melawan Stigma Sejak Usia 18 Tahun, Hari Ini Anniversary ke-16 Ika Bersama HIV di Tubuhnya
“Selain heteroseksual atau dengan lawan jenis, kasus homoseksual atau disebut LSL juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” katanya.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya pun melakukan berbagai intervensi termasuk skrining secara berkala.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.