bisnis
ANJLOK! Harga Kedelai Lokal Turun Jadi Rp 9.500 Per Kilo, Simak Alasannya
Badan Pangan Nasional (Bapanas), menyoroti anjloknya harga kedelai lokal di tingkat petani yang kini mencapai Rp 9.590 per kilogram (Kg).
TRIBUN-BALI.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas), menyoroti anjloknya harga kedelai lokal di tingkat petani yang kini mencapai Rp 9.590 per kilogram (Kg).
Harga ini jauh lebih rendah dari ketentuan Harga Acuan Pembelian (HAP) yang telah disepakati dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022 yakni sebesar Rp 10.775 per kg di tingkat produsen.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Bapanas, Nyoto Suwignyo menjelaskan, anjloknya harga kedelai dipengaruhi banyaknya stok pasca panen raya di Jawa Tengah.
“Hal ini terjadi karena panen raya khususnya di Jawa Tengah, dan akan terjadi sampai beberapa minggu ke depan,” kata Nyoto dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Rabu (17/9).
Baca juga: 4 Kendaraan Terlibat Lakalantas di Jalur Tengkorak, Kendaraan Ringsek, Kerugian Ditaksir Rp100 Juta
Baca juga: Digelar di Tahun Politik, Sanur Village Festival Angkat Tema Asta Brateswarya, 8 Sifat Kepemimpinan
Untuk menindaklanjuti hal ini, Bapanas telah melakukan rapat koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait dan stakeholder industri kedelai pada 1 dan 6 September lalu.
Dalam rakor itu diputuskan, Bapanas dan para asosiasi kedelai akan melakukan fasilitasi distribusi pangan kedelai kebeberapa lokasi defisit.
“Saat ini sudah dilakukan fasilitasi distribusi pangan sebanyak 39.000 ton dari Jawa Tengah ke Bogor, Bandung, Cikupa dan Semarang,” jelas Nyoto.
Nyoto mengakui, distribusi sebanyak 39.000 ton kedelai ini memang masih belum berhasil mengangkat harga kedelai sesuai HAP.
Untuk itu, Bapanas meminta kepada kepala daerah yang wilayahnya membutuhkan pasokan untuk bisa melapor kepada Bapanas untuk memberikan dukungan fasilitasi distribusi pangan.
Bapanas juga meminta Bulog melakukan penugasan penyerapan kedelai petani ini. Nyoto mengingatkanm Bulog mendapatkan penugaskan cadangan panga pemerintah selain beras yakni kedelai dan jagung.
“Dengan kondisi ini kami berharap penyerapan Bulog terhadap kedelai bisa juga ditingkatkan,” ujarnya. (kontan)
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Motor Listrik Harapan Masa Depan & Ramah Lingkungan, Maka Motors Liat Potensi Pasar Tinggi di Bali |
![]() |
---|
Gabungkan Konsep Skandinavia, Jepang dan Bali dalam Sebuah Hunian, Hadirkan Nuansa Rumah Nyaman! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.