Wakil Menteri Berdarah Bali
Widiyanti Jadi Menpar dan Ni Luh Puspa Wamenpar, Ketua PHRI Badung: Kolaborasi Bagus
Menpar merupakan seorang pengusaha, sehingga dapat paham dengan kebutuhan dari stakeholder pariwisata.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dan terhadap Menteri dan Wakil Menteri Pariwisata yang baru, Gung Rai memiliki empat poin fokus harapan terhadap pariwisata Bali.
Pertama fokus untuk pariwisata Bali tentu kita berkolaborasi dan bekerja sama yang baik nanti untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Dan untuk meningkatkan kunjungan ini tentu harus mempunyai kerja sama dan mendorong dengan maskapai menambah penerbangan langsung internasional ke Bali.
Kedua di bidang promosi pariwisata baik dalam negeri maupun luar negeri perlu ditingkatkan, itu yang kita harapkan.
Ketiga melakukan evaluasi kembali untuk aturan-aturan sesuai dengan yang kita harapkan, lalu in law forcement-nya harus ditegakkan dengan baik bersama stakeholder terkait.
Hal tersebut dapat memperbaiki kualitas dari destinasi-destinasi wisata kita.
Keempat meningkat pendidikan untuk SDM kita untuk memajukan SDM unggul dan berkualitas.
“Kita lihat 6 bulan ke depan nanti mudah-mudahan apa yang kita harapkan bisa tercapai, bisa terwujud dengan kedatangan Menteri Pariwisata dan Wakil Menteri Pariwisata yang baru. Karena saat ini Kementeriannya fokus di bidang pariwisata saja. Sudah dipisahkan pariwisata dan ekonomi kreatif tetapi tetap harus ada kerja sama antar dua kementerian ini. Lebih fokus saya lihat nanti kerjanya,” papar Gung Rai.
Ketua PHRI Badung ini juga berharap agar pembangunan Bandara Bali Utara dapat segera terealisasi selain untuk pemerataan ekonomi Pulau Dewata juga terdapat beberapa pertimbangan lain.
Kita flash back dulu bahwa Bandara di Bali Selatan yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu dapat menampung kapasitas 30 juta penumpang per tahun.
Dan saat ini sudah hampir mencapai 27 juta penumpang per tahun. Hal ini memang (Bandara Bali Utara) perlu dipikirkan.
Sudah ada VS atau visible study-nya (pembangunan bandara bali utara).
Kemudian di Bandara Ngurah Dai hanya punya satu runway, sedangkan untuk pariwisata kita butuhkan dua runway.
Namun untuk kita tambah runway di Bandara Ngurah Rai tentu tidak memungkinkan karena situasi dan kondisinya.
“Kalau ke barat itu laut kalau direklamasi tentu akan menyebabkan abrasi dan akan ditolak, kalau memperluas ke utara biayanya lebih besar karena sudah ada banyak kawasan wisata dan harganya tidak memungkinkan untuk kita memberikan kompensasi. Ke selatan tidak mungkin juga karena ada desa adat dan pura-pura yang menjadi kawasan suci. Ke timur juga tidak mungkin dikembangkan karena sudah ada tol. Maka dari itu satu-satunya saat ini perlu dipikirkan alternatif yakni bandara di bali utara yang memungkinkan,” papar Gung Rai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.