bisnis
Bali Pasar Anggur Muscat, Pedagang Pasrah dengan Hasil Uji Lab, Disebut Tercemar Kandungan Pestisida
Kadek Budiyasa, pedagang di Pasar Badung mengatakan, informasi kandungan pestisida pada anggur Shine Muscat membuat penjual buah merugi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pedagang buah resah. Anggur Muscat dikabarkan mengandung residu kimia atau pestisida di atas ambang aman. Pemprov Bali sedang melakukan pengecekan untuk memastikan.
Para pedagang meminta kepada pemerintah daerah agar segera mengumumkan uji laboratorium anggur Muscat untuk memastikan kandungan kadar pestisida. Mereka khawatir anggur Muscat yang dijual tak ada yang beli.
Kadek Budiyasa, pedagang di Pasar Badung mengatakan, informasi kandungan pestisida pada anggur Shine Muscat membuat penjual buah merugi. Kata dia, konsumen tak mau lagi membeli anggur Muscat karena dianggap tidak aman.
"Semoga pemerintah cek dan meluruskan informasinya, benar atau enggak. Kalau enggak jelas pasti pedagang rugi, jualan enggak akan laku," kata Budiyasa, Rabu (30/10).
Baca juga: WNA Asal Jerman Ditemukan Tewas di Kamarnya di Denpasar, Simak Penjelasan Polisi Berikut Ini
Baca juga: Banyak Bule Bohongi Petugas Tiket Petulu, Ngaku Hanya Lewat Saja Tapi Foto Burung Kokokan!

Budiyasa mengaku belum mengetahui informasi tentang anggur Muscat memiliki kandungan pestisida berlebihan. Ia pun baru mendengar kabar ini. "Saya baru dengar makanya pemerintah harus cepat umumkan biar kami enggak stok atau jual lagi ke depan. Kalau beli enggak laku, uangnya enggak muter, kami rugi," kata dia.
Kata Budiyasa, anggur Muscat memang menjadi salah satu buah populer yang dicari konsumen saat ini. Anggur ini rasanya manis, tidak memiliki biji dan memiliki banyak daging dibandingkan anggur lainnya.
Dalam satu hari, Budiyasa mampu menjual 20 kilogram anggur Muscat. Dia menjual Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. Budiyasa membeli buah anggur ini dari suplier buah impor di Denpasar. "Kalau tulisan di-packing-nya impor dari China," kata dia.
Penjual buah di Jalan Tukad Yeh Aya, Kota Denpasar, Bali, bernama Yatno (36) mengaku baru menjual buah anggur Muscat sejak dua bulan belakangan ini. Yatno juga tidak tahu anggur ini dikabarkan memiliki kandungan pestisida.
Yatno setiap hari mampu menjual 10 pack anggur Muscat. Harga anggur Muscat satu pack senilai Rp 40 ribu. Yatno pun pasrah menunggu keputusan pemerintah untuk menjual atau tidak buah anggur Muscat ke depan.
"Belum tahu, kan kami jual apa yang laris di pasaran. Kalau dilarang ya enggak dijual, sekarang masih banyak yang jualan," demikian katanya.
Sementara itu, salah satu warga di Kota Denpasar bernama Yohanes (35) mengaku sempat beberapa kali membeli anggur Muscat di supermarket. Dia tertarik membeli buah ini karena warna yang cerah dan tampak segar.
Bagi dia, rasanya memang lebih enak dibandingkan anggur merah atau anggur lainnya. "Karena tertarik dengan warnanya yah tampak segar. Rasanya enak dan manis tidak seperti buah anggur lainnya," katanya.
Yohanes baru mengetahui buah ini diduga menggunakan pestisida berlebihan. Yohanes memutuskan tidak membeli sementara anggur Muscat demi keamanannya. "Sementara enggak usah beli dulu deh sambil menunggu pernyataan resmi dari BPOM," kata dia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI akan menarik anggur impor jenis Muscat dari peredaran jika terbukti mengandung pestisida. Karena Bali menjadi salah satu pasar anggur Muscat hijau ini, otoritas pun harus bergerak cepat. Anggur Muscat di Bali populer dipakai untuk sarana banten.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, Wayan Sunada mengaku sudah menerjunkan tim. Pihaknya mengambil sampel anggur Muscat di beberapa pasar dan supermarket. Distan tidak melibatkan BBPOM sebab BBPOM menangani olahan dan Distan yang menangani pangan yang ada di hulu atau disebut pangan segar tumbuhan (PST).
“Kami sudah diberikan mobil laboratorium keliling inilah pentingnya untuk melaksanakan uji lab di lapangan. Beberapa waktu lalu kami juga pernah menguji pangan impor lainnya memang namanya kan produk luar bervariasi. Di pasar A kami uji aman di pasar B ada kandungan tapi tipis,” kata Sunada.
“Terkait pemeriksaan sampel, kami uji secara cermat hasil sudah didapatkan tapi belum bisa diekspos karena arahan pimpinan harus diuji secara cermat dulu. Tadi sampelnya semua yang ada di Denpasar termasuk di Swalayan Jalan Hayam Wuruk. Kami juga ambil dari tiga kabupaten sudah mewakili semua kabupaten. Hasil akuratnya besok (hari ini) kami umumkan,” paparnya.
Kata dia, sebagai konsumen, anggur memang merupakan buah yang siap untuk dikonsumsi dan kulitnya tidak dikupas. Maka dari itu ia meminta pada masyarakat agar lebih bijaksana lagi apapun yang dibeli di pasar harus dicuci terlebih dulu agar jika terdapat kandungan pestisida akan larut kalau dicuci.
“Apalagi anggur kulitnya tipis kalau di Bali kita sudah mengurangi penggunaan pestisida. Kami lebih banyak menggunakan pestisida nabati sekarang. Produk luar ini perlu pengawasan,” demikian jelasnya.
Pemerintah Thailand menemukan anggur Shine Muscat impor dari China mengandung bahan kimia berbahaya. Anggur ini mengandung zat kimia Bifenazate, Dinotefuran, Fluopyram, Boscalid, Fluopicolide, Pyrimethanil, Ametoctradin, Tetraconazole, Ethirimol, Metrafenone, Fludioxonil, Bupirimate, Isopyrazam, Oxathiapiprolin, Biphenyl, dan Cyazofamid.
Diberitakan Thai PBS, Kamis 24 Oktober 2024, bahan kimia dari pestisida pada anggur itu belum masuk daftar bahan kimia berbahaya di Thailand. Karenanya dampak keamanan anggur belum diketahui. Anggur shine muscat impor dari China populer di Thailand karena harganya lebih murah daripada anggur impor dari Jepang atau Korea Selatan.
Jaringan Ritel
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Namun sejauh ini, belum ada temuan atau laporan terkait residu pestisida yang berlebihan pada anggur shine muscat di pasar Indonesia.
"Anggur ini seharusnya kan itu hubungannya dengan Kementerian Pertanian. Kan ada disitu kan barang karantinanya, ya masuk. Tetapi, karena Badan POM punya tupoksi pengawasan obat dan makanan, ini bagian dari makanan, maka kami tadi ditegur," ujar Taruna Ikrar.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, pihaknya tengah mengecek keamanan produk anggur muscat yang dinilai mengandung residu kimia. Adapun pengecekan keamanan anggur dilakukan Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura.
"Jadi kita juga lagi cek. Dari sisi keamanan produk-produk pertanian ini, kita lagi cek ya. Saya kira Dirjen hortinya, saya udah minta, ya kan lagi viral," kata Sudaryono kepada wartawan di Kantor Kementan, Selasa kemarin.
Badan Pangan Nasional atau Bapanas juga turut memberikan pernyataan perihal anggur Shine Muscat. Bapanas akan memperketat masuknya pangan segar impor menyusul temuan Thailand tentang kandungan residu kimia pada anggur shine Muscat yang diimpor dari China di negeri tersebut.
Selain diimpor Thailand, anggur Shine Muscat juga diimpor Indonesia serta Malaysia dan beredar luas di jaringan ritel modern. "Terkait adanya pemberitaan di media mengenai anggur shine muscat dari China, NFA selaku OKKP akan melakukan investigasi lebih lanjut," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu kemarin.
Dia menjelaskan pengetatan keamanan pangan atas produk segar impor akan mencakup pemeriksaan sampling dan pengujian laboratorium. "Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen kita dalam memastikan pangan khususnya pangan segar yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi," ucap Arief. (sar)

Cuci Sebelum Konsumsi
Dinas Pertanian dan Pangan melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKPD) Provinsi Bali mengambil sampel anggur Muscat di sebuah retail modern dan langsung dilakukan pengujian cepat (rapid test kit). Hasilnya tes di retail ini negatif cemaran residu pestisida.
“Berdasarkan hasil uji laboratorium yang kami lakukan, dapat dipastikan bahwa anggur Muscat yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Masyarakat tidak perlu khawatir dan dapat menikmati buah ini dengan aman," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, Wayan Sunada.
Ia meminta otoritas di kabupaten dan kota di Bali melakukan kegiatan yang sama untuk menjamin konsumen. Perlu juga diperhatikan pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 1 Tahun 2023 Tentang Label Pangan Segar, Badan Pangan Nasional juga mewajibkan adanya informasi diperlukan untuk menjamin pangan segar tersebut aman dikonsumsi.
Untuk anggur, Badan Pangan Nasional mewajibkan untuk mencantumkan Petunjuk Penyajian berupa ‘Cuci sebelum dikonsumsi’. Pencucian tersebut sangat penting untuk mengurangi risiko adanya residu atau cemaran lain yang masih tertinggal di permukaan buah.
Anggur merupakan komoditas yang dapat langsung dikonsumsi tanpa pengupasan. Diimbau juga kepada masyarakat untuk senantiasa menerapkan praktik keamanan pangan seperti membaca label yang tertera.
Lebih teliti sebelum membeli, sehingga masyarakat semakin teredukasi mengenai pentingnya keamanan pangan. "Dengan adanya koordinasi antara pemerintah daerah dan lembaga pusat, masyarakat dapat lebih yakin akan keamanan produk pangan yang mereka konsumsi," kata Sunada. (sar)
Setyanto Hantoro Ungkapkan Komitmen Danantara, untuk Jadikan Indonesia Pusat Data Regional di Batic |
![]() |
---|
BRI Finance Genjot Transformasi Bisnis |
![]() |
---|
OKUPANSI Mal di Kisaran 75Persen, Bisnis Pusat Perbelanjaan Moderat, Dampak Masuknya Investasi Asing |
![]() |
---|
PUTUS Rantai Kemiskinan, BPJS Ketenagakerjaan Banuspa dan Pemrov Papua Selatan Teken MoU Jamsostek! |
![]() |
---|
HARGA Beras Tembus Rp15.500 Per Kg, Zulhas Sebut Terus Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.