Umat Hindu di Lampung Gelar Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah di Pura Dalem dan Prajapati

Umat Hindu di Desa Restu Rahayu, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung menggelar karya Agung Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah.

Istimewa
Umat Hindu di Desa Restu Rahayu, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung menggelar karya Agung Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Dalem dan Prajapati pada Sabtu (16/11) bertepatan dengan Purnama Kelima. 

Umat Hindu di Lampung Gelar Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah di Pura Dalem dan Prajapati


TRIBUN-BALI.COM, LAMPUNG - Umat Hindu di Desa Restu Rahayu, Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung menggelar karya Agung Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Dalem dan Prajapati pada Sabtu (16/11) bertepatan dengan Purnama Kelima.

Upacara Ngenteg Linggih ini merupakan yang pertama kalinya digelar sejak Pura Dalem didirikan pada Tahun 1967.

Baca juga: Koster Digendong dan Diarak Umat  Hindu dan Muslim, Warga Sumberklampok: Sing Koster Sing Nyoblos

Pada Saat itu, bangunan pura begitu sederhana dan hanya dilakukan ritual melaspas Alit pada tahun 1969.

Namun seiring jumlah pengempon yang kian bertambah, Umat Hindu yang merantau di Desa Restu Rahayu kian bertekad untuk mengembangkan pura Dalem dan Prajapati agar bisa menjadi pusat ritual di desa tersebut.

Ketua Panitia Karya Agung Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah, Ida Bagus Santa mengatakan, jika proses persiapan karya agung ini sudah dilakukan sejak Bulan Mei lalu dengan membentuk panitia yang akan bertugas ngayah mensukseskan upacara yadnya ini

Baca juga: VIDEO Dua KK Warga Hindu Bali Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Flores Timur, Kondisi Selamat

Kemudian karya dimulai dengan prosesi matur piuning dan nanceb sanggah Surya pada 2 Oktober 2024 lalu.

Prosesi berlanjut pada 14 November dengan rangkaian acara Mapepada. Selanjutnya pada Jumat (15/11) dilakasanakan tawur Balik Sumpah Utama.

 “Saat ini kami lakukan upacara penganyar dan nyineb dilaksanakan pada Selasa 18 November ini,” jelasnya.

Ida Bagus Santa menyebut, seluruh dana Pembangunan pura hingga ritual ngenteg linggih murni bersumber dari dana swadaya masyarakat, sumbangan dari sukarelawan yang sifatnya tidak mengikat.

Ia berharap, dengan dibangunnya hingga ngenteg linggih pura Dalem dan Prajapati ini kian menguatkan sradha Bhakti umat Hindu di tanah rantauan sehingga senantiasa diberikan kemudahan dan rejeki

 “Doa kami tentu agar senantiasa diberikan kemudahan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semoga umat Hindu di Desa Restu Rahayu mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pusat, karena kami berada di daerah Rantau,” paparnya. 

Sementara itu, Kelian Adat Desa Restu Rahayu Dewa Nyoman Ardinata menjelaskan kerinduan umat Hindu di tanah Rantau untuk memiliki pura kahyangan tiga memang sudah diwujudkan sejak lama. Bahkan, proses Pembangunan pura dilakukan secara swadaya.

Saat ini jumlah pengempon di Pura Dalem dan Prajapati ini mencapai 324 Kepala Keluarga. “Sebagai tanggung jawab moral, Kami sebagai pengurus pura dan masyarakat urunan per  KK kena dana Rp 3 juta rupiah,” imbuhnya.

Seperti diketahui, umat Hindu yang merantau ke desa ini diyakini dilakukan sejak tahun 1958. Mereka sebagian besar berasal dari Bali terutama wilayah Tabanan dan Badung.

Meski berada di rantau dengan segala keterbatasan, umat Hindu di Desa Restu Rahayu kian bagus taraf ekonominya, sehingga bisa mewujudkan Tri Kahyangan sebagai tempat melaksanakan persembahyangan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved