Berita Video

VIDEO Dua KK Warga Hindu Bali Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Flores Timur, Kondisi Selamat

Meskipun selamat dari rentetan tiga letusan eksplosif Gunung Lewatobi, keluarga tersebut mengalami hujan pasir panas yang menimpa rumah mereka.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani

TRIBUN-BALI.COM - Dua kepala keluarga (KK) warga Bali yang tinggal di dekat Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdampak parah oleh letusan gunung tersebut.

Salah satu anggota keluarga bahkan dalam kondisi stroke, sehingga membuat evakuasi menjadi lebih sulit.

Meskipun selamat dari rentetan tiga letusan eksplosif Gunung Lewatobi, keluarga tersebut mengalami hujan pasir panas yang menimpa rumah mereka. 

"Dua KK warga Hindu Bali tinggal dekat dengan Gunung Lewotobi, satu di antaranya dalam kondisi stroke," ujar Iptu Nyoman Karwadi, Kapolsek Wulanggitang sekaligus Ketua PHDI Flores Timur 4 November 2024.

Erupsi Gunung Lewotobi, yang terjadi berulang kali sejak Minggu hingga Senin dini hari, menewaskan 10 orang dan berdampak pada ribuan warga yang kini mengungsi.

Baca juga: Rumah Dua KK Warga Bali Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Satu Diantaranya Dalam Kondisi Stroke

Pihak BPBD dan relawan telah membantu evakuasi serta memberikan bantuan ke tempat-tempat pengungsian yang ditentukan pemerintah.

Setidaknya ada tiga titik pengungsian utama yang disiapkan untuk warga terdampak dari tiga kecamatan, yakni Wulanggitang, Ile Bura, dan Titehena.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga telah menetapkan status tanggap darurat selama 96 hari, dari 27 September hingga 31 Desember 2024.

Aktivitas Gunung Lewotobi yang kian meningkat diduga dipicu oleh sumbatan aliran magma, di mana indikasi ini terlihat dari penurunan intensitas erupsi pada 1 dan 2 November.

Untuk mencegah korban tambahan, PVMBG telah memperluas radius aman hingga 5 km dari pusat erupsi.

Pada 1 November, terjadi erupsi strombolian yang melontarkan material hingga ketinggian 2.000 meter dan sinar api terlihat memancar dari puncak gunung.

Selain berdampak pada warga sekitar, abu vulkanik dari letusan ini juga mengganggu operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali.

Setidaknya ada enam penerbangan yang tertunda atau dialihkan menuju dan dari Labuan Bajo.

Maskapai penerbangan telah menawarkan refund, reschedule, atau re-route bagi penumpang yang terdampak.

Kesaksian warga Desa Hokeng Jaya, Elsa Puka, menggambarkan betapa mencekamnya suasana saat letusan terjadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved