Pilkada Bali 2024
Mantan Pentolan Aliansi BEM Se-Bali Ajak Pemuda Melek Politik, Kritis Janji Kampanye Pemimpin Bali
Mantan Koordinator Pusat Aliansi BEM se-Bali yang kini menjadi tokoh pemuda Bali, Kiki Syah ajak para pemuda Bali untuk kritis terhadap calon pemimpin
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pilkada Serentak 2024 di Bali turut mendapat sorotan dari berbagai kalangan dari pemilih umum hingga pemilih pemula kelahiran 2007 atau sering dikenal Gen Z yang mulai melek politik.
Mantan Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali yang kini menjadi tokoh pemuda Bali, Kiki Syah mengajak para pemuda Bali untuk kritis terhadap calon pemimpin dengan terus mengawal dan mendorong para pemimpin yang terpilih untuk menepati janji-janji mereka saat kampanye.
Menurutnya, pemuda Bali jangan hanya menjadi bagian dari pendukung dalam proses politik, tetapi juga memainkan peran aktif dalam memastikan implementasi janji-janji yang telah disampaikan oleh para kandidat.
“Kami, pemuda Bali, bukan hanya pemilih yang pasif dalam setiap proses politik. Elemen pemuda terus mengawasi dan mengingatkan para pemimpin terpilih untuk memenuhi janji-janji mereka kepada rakyat," ujar Mantan Presiden Mahasiswa Undiknas Denpasar ini di Denpasar pada Senin 26 November 2024 malam
"Khususnya kepada generasi muda yang memiliki hak untuk merasakan dampak positif dari pemerintahan yang baik dan adil,” imbuh dia.
Baca juga: Pilkada Bali Dari 6.795 TPS Ada 14 TPS Sangat Rawan & 1.796 Rawan, 2.349 Personel Polda Bali Digeser
Pemuda yang aktif sebagai Dewan Penasehat Beridampak Community ini menilai komunitas pemuda memiliki peran strategis untuk memastikan bahwa program-program yang diusung selama masa kampanye tidak hanya sekadar retorika, tetapi juga diwujudkan dalam kebijakan yang nyata dan berdampak.
“Pemuda Bali ingin melihat Bali lebih maju, berkelanjutan, dan inklusif. Kami ingin pemimpin yang dapat mengatasi tantangan zaman, mulai dari pendidikan, lapangan kerja, hingga pemberdayaan teknologi yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar dia.
Lanjut Kiki menyampaikan, bahwa tantangan yang dihadapi Bali saat ini, baik di sektor pariwisata, lingkungan hidup, maupun sosial ekonomi, membutuhkan pemimpin yang memiliki visi dan keberanian untuk mengambil langkah-langkah strategis.
Oleh karena itu, para pemimpin yang terpilih harus berkomitmen untuk tidak hanya mendengarkan suara rakyat, tetapi juga memperhatikan aspirasi para pemuda, yang merupakan agen perubahan bagi masa depan Bali.
“Kami berharap para pemimpin Bali yang terpilih nantinya tidak hanya mengejar popularitas semata, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengeksekusi kebijakan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pemuda Bali yang semakin kritis dan aktif dalam menentukan arah pembangunan daerah,” harap CEO Outin Media Indonesia itu.
Keberadaan organisasi-organisasi pemuda berfungsi sebagai mitra pengawasan, memberikan masukan konstruktif, serta memastikan bahwa pembangunan Bali tidak hanya mengutamakan kepentingan sesaat, tetapi benar-benar berpihak kepada kesejahteraan jangka panjang, baik dalam konteks sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Kiki percaya bahwa peran pemuda sangat vital dalam proses demokrasi. Selain sebagai agen perubahan, pemuda juga harus menjadi pihak yang aktif dalam proses pengawasan kebijakan.
Hal ini menjadi lebih penting di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi oleh Bali, yang memerlukan tindakan cepat dan terarah dari pemimpin yang memiliki kapasitas.
“Pemuda Bali harus menjadi garda terdepan dalam membangun Bali yang lebih baik. Kami tidak hanya bicara soal harapan, tapi kami siap untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan," ujarnya.
"Kami ingin ada pemimpin yang mampu menyerap aspirasi kami, yang benar-benar paham dengan dinamika yang ada, dan yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berani mengambil keputusan yang bisa membawa perubahan nyata,” jabar Kiki.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.