Travel

BALI Tak Layak Kunjung? Asita Sebut Turis Malah Lebih Suka Eksplorasi ke Luar Bali Selatan

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Putu Winastra menjelaskan, pilihan perjalanan di luar Bali Selatan justru lebih diminati.

Tribun Bali/Arini Valentya Chusni
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Putu Winastra menjelaskan, pilihan perjalanan di luar Bali Selatan justru lebih diminati. Banyak wisatawan Eropa yang memilih eksplorasi ke luar Bali Selatan. 

TRIBUN-BALI.COM - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Putu Winastra menjelaskan, pilihan perjalanan di luar Bali Selatan justru lebih diminati. Banyak wisatawan Eropa yang memilih eksplorasi ke luar Bali Selatan.

“Untuk pasar wisatawan Eropa justru lebih banyak eksplorasi di luar Bali Selatan," demikian kata Putu Winastra, Jumat (29/11).

Situs panduan perjalanan dunia, Fodor’s Travel merilis 15 destinasi tak layak untuk dikunjungi tahun depan. Kabar yang mengejutkan, Bali ternyata ada di urutan pertama Fodor’s No List 2025.

Bali dinilai kelebihan turis alias over tourism dan tak dapat menangani permasalahan sampah plastik. Menanggapi hal ini, stakeholder pariwisata Bali berbeda pandangan. Ada yang setuju, ada yang tidak.

Baca juga: Jos Dharmawan Terpilih Sebagai Ketua Umum PPMKI Periode 2024-2028

Baca juga: Kontroversi Pria Disabilitas di Mataram Jadi Tersangka Rudapaksa, Polisi: Pakai Kaki, Agus: Dijebak

 Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Putu Winastra menjelaskan, pilihan perjalanan di luar Bali Selatan justru lebih diminati. Banyak wisatawan Eropa yang memilih eksplorasi ke luar Bali Selatan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Putu Winastra menjelaskan, pilihan perjalanan di luar Bali Selatan justru lebih diminati. Banyak wisatawan Eropa yang memilih eksplorasi ke luar Bali Selatan. (Istimewa)

Upaya untuk pemerataan pariwisata Bali mulai digaungkan, salah satunya dibuatkannya paket 3B (Banyuwangi, Bali Barat dan Bali Utara) oleh Kementerian Pariwisata. Selain itu proyek pembangunan Bandara Bali Utara juga terus diteruskan.

Winastra mengatakan, lama tinggal wisatawan Eropa di Bali cukup lama yaitu hingga dua pekan. Ini yang membuat mereka memiliki waktu yang memungkinkan untuk berkeliling Bali dulu kemudian baru menuju Bali Selatan sebelum kembali ke negaranya.

Wisatawan yang menginap di Bali Selatan biasanya agar lebih dekat dengan bandara, sehingga meminimalisir kendala yang mungkin saja terjadi di perjalanan sebelum melakukan penerbangan. “Biasanya mereka akan menginap dua hingga tiga hari di Bali Selatan sebelum pulang ke negaranya," kata dia.

Ia bilang, jika konektivitas lebih bagus antara Bali Utara atau Bali Timur dan sebagainya menuju bandara, kemungkinan wisatawan Eropa ini tidak menginap lagi di Bali Selatan. Terkait akomodasi di Bali Utara, Winastra bilang sudah sangat memadai.

Bahkan wisatawan Eropa saat ini lebih memilih penginapan kecil sehingga tidak begitu ramai. Jenis penginapan seperti ini sudah banyak di Bali Utara. Masing-masing wisatawan memiliki karakteristik tersendiri.

Ia sebut, wisatawan asiang kebanyakan menghabiskan empat malam di Bali akan lebih memilih daerah Ubud untuk menginap. Demikian bagi mereka yang keperluan MICE di Bali akan pergi ke Bali Selatan karena fasilitasnya mendukung. (sar)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved