Berita Bali
Bali Diprediksi Semakin Macet Jika Bus Trans Metro Dewata Tak Beroperasi Lagi
Sudah beroperasi kurang lebih empat tahun, sayangnya Bus ini terancam tak bisa beroperasi Tahun 2025 mendatang.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bus Trans Metro Dewata dikabarkan terancam tak bisa beroperasi pada Tahun 2025 mendatang.
Moda transportasi dengan sistem transportasi bus raya terpadu ini telah beroperasi sejak 7 September 2020 di Bali.
Bus Trans Metro ini beroperasi dikawasan Serbagita yang meliputi Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.
Layanan ini merupakan program dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan Bali menjadi layanan yang ketiga setelah Palembang dan Surakarta dalam program Buy The Service/BTS Teman Bus.
Sudah beroperasi kurang lebih empat tahun, sayangnya Bus ini terancam tak bisa beroperasi Tahun 2025 mendatang.
Ketika dikonfirmasi, Ida Bagus Eka Budi P., SE selaku Manager PT. Satria Trans Jaya, Operator Layanan BTS Bali (Trans Metro Dewata) menjelaskan saat ini Operator dari Trans Metro Dewata sedang berusaha berkomunikasi baik dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian Perhubungan.
“Ini sedang jalan prosesnya jadi semoga ada solusi untuk Bus Trans Metro Dewata Tahun 2025 bisa tetap beroperasi,” jelas, Eka Budi pada, Senin 30 Desember 2024.
Ia pun berharap agar layanan Bus Trans Metro ini tetap dapat melayani masyarakat khususnya di Bali dan semoga sebelum tanggal 1 Januari 2025 sudah ditemukan solusi terbaik untuk kepastian pengoperasian Bus Trans Metro Dewata.
Baca juga: Ramalan Cuaca BMKG Bali Pada 30 Desember 2024-1 Januari 2025: Jembrana Hingga Buleleng Hujan Petir
Ketika disinggung apakah dampak yang ditimbulkan jika Bus Trans Metro batal beroperasi di Bali, Eka Budi menjelaskan justru jika Bus Trans Metro Dewata tak ada lagi di Bali kemacetan akan bertambah parah.
“Ada Bus Trans Metro Dewata saja mulai macet di jalan apalagi kalau tidak ada Bus Trans Metro Dewata tambah macet pasti. Sudah pasti pengguna Bus Trans Metro Dewata akan beralih ke kendaraan pribadinya,” imbuhnya.
Sementara jika Bus Trans Metro Dewata masih beroperasi di Tahun 2025 terdapat beberapa hal yang harus dievaluasi atau dibenahi.
Eka Budi memaparkan hal tersebut diantaranya harus disiapkan halte yang aman dan nyaman untuk pengguna.
Kedua, feeder atau jenis layanan yang dirancang untuk mengangkut penumpang di area lokal dan mengantarkan penumpang ke titik transfer di mana mereka melanjutkan perjalanan mereka di koridor utama.
“Ketiga, di Bali mulai agak sulit mencari BBM ya itu semoga kalau memang beroperasi lagi Tahun 2025 Bus Trans Metro Dewata dapat kuota BBM di SPBU jadi kita tidak mesti keliling cari BBM nya karena itu menghabiskan waktu dan BBM juga keliling mencari solarnya,” sambungnya.
Terakhir, semoga Pemerintah Daerah melakukan managemen lalulintas atau mengatur volume kendaraan yang ada di jalan.
“Sudah selayaknya harus diatur kalau tidak masyarakat Bali harus menikmati kemacetan di Jalan. Sebab belum ada upaya untuk atur volume kendaraan di jalan,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.