bisnis

CLOSED! Layanan Bukalapak Fokus ke Produk Virtual, Dana Pesanan Dikembalikan melalui BukaDompet

Persaingan bisnis e-commerce di Tanah Air semakin ketat. Bukalapak resmi menutup layanan marketplace miliknya mulai, Selasa (7/1).

TRIBUN BALI/KAMBALI
BUKALAPAK – Seorang warga membuka aplikasi marketplace belanja online Bukalapak, Rabu (8/1). Bukalapak resmi menutup layanan marketplace miliknya mulai Selasa (7/1) kemarin. 

TRIBUN-BALI.COM - Bisnis e-commerce di Indonesia berpotensi terus berkembang sejalan dengan masifnya pertumbuhan ekonomi digital. Persaingan bisnis e-commerce di Tanah Air semakin ketat. Bukalapak resmi menutup layanan marketplace miliknya mulai, Selasa (7/1). 

Dalam keterangan tertulis di blog resminya, penghentian operasional penjualan produk fisik (seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya) di marketplace Bukalapak ini merupakan upaya transformasi untuk fokus pada produk virtual (seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya).

“Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis Bukalapak di blog resminya. 

Baca juga: RESMI Kluivert Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Dikontrak 2 Tahun Gantikan Shin Tae-yong

Baca juga: TEPIS Hengkang dari Bali United! Kenzo Bertekad Buktikan Tampil Lebih Baik di Putaran Kedua

wnbhjredmnjtfrgym,k
BUKALAPAK – Seorang warga membuka aplikasi marketplace belanja online Bukalapak, Rabu (8/1). Bukalapak resmi menutup layanan marketplace miliknya mulai Selasa (7/1) kemarin.

Bukalapak merinci, pengguna masih dapat membuat pesanan hingga Kamis, 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB untuk produk fisik di Bukalapak. Adalah aksesoris rumah, Elektronik, EvoucheR, Fashion Anak, Fashion Pria, Fashion Wanita, Food, Games, Handphone Hobi & Koleksi, Industrial, Kamera, Kesehatan, Komputer, Logam Mulia, Luxury Media Mobil, Part & Aksesoris, Motor Olahraga, Perawatan & Kecantikan, Perawatan Rumah Tangga, Personal Care, Rumah Tangga, Sepeda, dan Tiket & Voucher, serta vape.

Bukalapak juga memberikan informasi tambahan, seperti Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan.

Pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini. Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

Kemudian, Bukalapak turut menyediakan panduan untuk penjual menjelang penutupan layanan marketplace ini. Dalam blog resminya, Bukalapak menyediakan panduan dan langkah bagi pedagang untuk menarik saldo dan pengembalian dana, serta mengunduh data transaksi dan riwayat penjualan.

“Kami sepenuhnya memahami bahwa perubahan ini akan berdampak pada usaha Pelapak, dan kami berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin,” tulis Bukalapak.

Setelah layanan marketplace ditutup, konsumen ke depannya hanya dapat melakukan transaksi produk virtual di antaranya untuk produk Pulsa Prabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik, Pascabayar, Prakerja, Bukasend, Angsuran Kredit, BPJS Kesehatan, Air PDAM, Telkom, Pulsa Pascabayar, dan TV Kabel & Internet, serta Pajak PBB.

Bukalapak menyampaikan terima kasih untuk dukungan dan kerja sama para pelapak sejak didirikan pada tahun 2010. “Terima kasih atas dukungan, kerja sama dan kepercayaan Pelapak selama ini!,” tulis Bukalapak.

Merujuk laporan Momentum Works yang diterbitkan Juli 2024 lalu, Shopee masih menjadi penguasan pasar e-commerce di Indonesia.

Kontribusi Shopee terhadap Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Indonesia mencapai 40 persen pada 2023 lalu. Shopee bahkan menjadi platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara dengan GMV US$ 55,1 miliar pada tahun lalu. Di Indonesia, Shopee unggul dibandingkan Tokopedia yang memiliki porsi GMV sebesar 30?n Bukalapak sebesar 11%.

Bisnis E-Commerce Tumbuh 11%

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$ 90 miliar pada 2024 atau naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan begitu, GMV ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Sektor e-commmerce masih menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital Indonesia, yakni tumbuh 11% menjadi GMV US$ 65 miliar pada 2024. Hal ini didukung oleh agresifnya platform e-commerce besar dalam menawarkan inovasi fitur-fitur baru seperti video commerce untuk meningkatkan pengalaman dalam berbelanja.

Indonesia pun merupakan pasar dengan pertumbuhan tercepat kedua terkait jumlah video yang diunggah kreator dengan kenaikan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 16?ri 2022 sampai 2024. “Seiring berkembangnya lanskap digital, kami melihat video commerce dan ekonomi kreator terus tumbuh,” ujar Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, pekan lalu. (kontan)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved