Kecelakaan Bus SMK TI Bali Global Badung
Kecelakaan Maut Bus Rombongan Siswa SMKTI Bali Global Badung Tabrak 6 Mobil dan 10 Motor, Korban 14
Sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan kunjungan industri SMKTI Bali Global Badung mengalami rem blong dan menabrak sejumlah kendaraan.
Perjalanan tersebut adalah bagian dari kunjungan industri yang rutin diadakan sekolah.
Namun, tragedi ini menjadi peringatan besar bagi penyelenggara.
Menurut Kepala SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa, bus yang mengalami kecelakaan ini dinyatakan tidak layak jalan setelah diperiksa.
Semua bus akan diganti untuk memastikan keamanan perjalanan pulang para siswa dan guru.
Penyebab Kecelakaan: Rem Blong
Berdasarkan hasil penyelidikan Ditlantas Polda Jatim, rem bus pariwisata tersebut mengalami kegagalan fungsi saat melaju di jalan yang menurun tajam.
Kombes Pol Komarudin menjelaskan bahwa elevasi di Jalan Imam Bonjol yang mencapai 5-7 derajat memperburuk situasi sehingga sopir kesulitan mengendalikan kendaraan.
"Dari titik awal Jalan Imam Bonjol hingga titik akhir di Jalan Ir Soekarno, bus melaju sejauh 2,3 kilometer dan menabrak beberapa kendaraan di sepanjang perjalanan," tambahnya.
Bus Tidak Layak atau Ada Kekurangan
Pihak sekolah terus berkoordinasi dengan guru pendamping, yang mendampingi rombongan siswa SMK TI Bali Global Badung setelah bus yang ditumpamgi memgalami kecelakaan di Batu. Bahkan semua siswa dipastikan akan ke Bali dengan melakukan pergantian bus.
“Dari hasil koordinasi kami, semua bus sudah dicek dan ternyata tidak layak atau ada kekurangan. Sehingga semua bus itu akan diganti dari PO di Jawa, dan pulang dikawal oleh pihak kepolisian,” ujar Kepala SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa saat ditemui Kamis 9 Januari .
Pihaknya mengakui penggantian bus dilakukan karena memang ada kendala dari bus yang digunakan baik itu tahun bus atau ban bus sehingga disebut tidak layak.
Dengan adanya pengecekan itu, dirinya mengaku beryukur untuk meyakinkan siswa termasuk orang tua agar mereka sampai Bali dengan selamat.
“Kemarin sebenarnya kita serahkan kepada travelnya. Termasuk Kunjungan Industri ini ada beberapa yang harus dipehui, pertama tidak ada unsur paksaan dari sekolah. Jadi siswa yang ikut harus ada persetujuan dan diketahui oleh orangtuanya,” jelasnya.
Diakui dari 190 siswa kelas XI, hanya 157 siswa yang mengisi dan mendapat persetujuan orang tua.
Namun menjelang keberangkatan ada satu siswa yang sakit sehingga tidak bisa ikut berangkat.
“Jadi total yang berangkat 157 siswa. Memang ini tidak ada paksaan untuk ikut berangkat dari sekolah,” bebernya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.