bisnis

Harga Cabai Masih Meroket Rp 160.000 Per Kg, Ini Penjelasan Bapanas

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai mengalami kenaikan dalam sejak awal tahun 2025.

Pixabay/JillWellington
Ilustrasi cabai - Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan harga cabai rawit tertinggi mencapai Rp 160.000 per kilogram (kg) di Kabupaten Tanimbar di Provinsi Maluku.  

TRIBUN-BALI.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai mengalami kenaikan dalam sejak awal tahun 2025.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan harga cabai rawit tertinggi mencapai Rp 160.000 per kilogram (kg) di Kabupaten Tanimbar di Provinsi Maluku. 

“Catatan kami tertinggi di Tanibar capai Rp 160.000 per kg di Tanimbar, jauh lebih tinggi acuan pemerintah sebesar Rp 50.000 per kg,” kata Maino dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin (13/1). 

Maino menjelaskan melonjaknya harga cabai karena menurunnya produksi cabai di beberapa wilayah sentra.

Baca juga: Propam Polda Bali Periksa Anggota Polsek Kuta, Disebut Mafia Mobil Rental hingga Foto Mesra Tersebar

Baca juga: Pengguna Bus TMD Minta Dewan Lobi Kemenhub Terkait Pembiayaan Saat Masa Transisi 

Menurutnya, kendala cuaca ekstrem baik curah hujan tinggi dan angin kencang banyak membuat kegagalan panen di sejumlah daerah. “Ini yang membuat peningkatan harga signifikan di hampir semua wilayah,” ujarnya. 

Dalam mengatasi hal ini, Maino mengklaim telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Dinas terkait di daerah, petani dan pelaku usaha di komoditas cabai.

Dalam rakor ini telah disepakati agar pemerintah membantu dan menyediakan cabai dengan harga petani yang bisa dinikmati oleh konsumen langsung. 

“Kami juga akan mencermati dalam satu minggu ke depan, apabila terus melambung ada beberapa langkah baik penentuan subsidi transportasi, hingga penjualan pangan murah,” jelasnya. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah kenaikan harga cabai lantaran masalah produksi. Dia menyebut kenaikan ini lebih karena distribusi yang tidak merata.

“Mungkin karena pengaruh curah hujan tinggi. Tapi produksinya cukup ya, ini karena distribusinya,” kata dia saat ditemui di kantornya, Kamis (9/1). 

Selain itu, dia mengklaim harga cabai ini memberikan nafas segar bagi petani. Pasalnya, dia katakan, harga cabai beberapa pekan lalu sempat anjlok, bahkan beberapa petani di beberapa sentra produksi sempat merugi.

“Tiga minggu lalu kan hancur harganya. Beri napas lah ke petani, kasihan,” jelas Amran. (kontan)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved