bisnis
Minyakita Dijual Diatas HET dan Meroketnya Harga Cabai, Wamendag Roro Sampaikan Ini
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, mengatakan bahwa mengenai hal itu akan selalu kita pantau.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Harga minyak goreng Minyakita, di sejumlah daerah berada di Rp 17 ribu hingga Rp 19 ribu per liter atau lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah yakni sebesar Rp 15.700 per liter.
Harga jual Minyakita tersebut pun terasa memberatkan, masyarakat karena jauh di atas dari HET. Mengenai fenomena tingginya harga Minyakita di atas HET.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, mengatakan bahwa mengenai hal itu akan selalu kita pantau.
Baca juga: JEBOL Plafon Kelas TK Semarapura Tengah Klungkung, Siswa Terpaksa Sementara Belajar di Luar Kelas
Baca juga: DAMPAK Baik dan Buruk Persalinan Caesar bagi Ibu & Anak, Bisa Sebabkan Asma Hingga Alergi pada Bayi

“Jadi intinya kalau untuk Minyakita itu kan sudah ada standarisasi harga. Ke depannya kita akan melakukan evaluasi inti dari masalahnya seperti apa, agar kita bisa mencari solusi yang terbaik,” ujar Wamendag Roro, usai meninjau Jenggala Keramik Bali, Rabu 15 Januari 2025.
Ia menambahkan, bahwa dirinya juga telah melihat secara langsung di lapangan kalau beberapa lokasi yang kemarin di Jambi itu salah satunya.
Itu juga semua stok masih aman dan dari segi harga, masih kompetitif tapi pada dasarnya nanti kita akan melakukan evaluasi ke depan.
Mengenai lanjutan dari surat Kementerian Perdagangan, tentang usul relaksasi biaya wajib pungut untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ia kirimkan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk menekan harga HET Minyakita.
Wamendag Roro menyampaikan, hal itu masih berproses jadi kita tunggu saja. “Masih berproses kita tunggu saja,” ucapnya.
Mengenai harga cabai yang juga mengalami lonjakan tinggi beberapa waktu terakhir, Wamendag Roro mengungkapkan bahwa hal itu dipengaruhi faktor cuaca.
“Terkait itu tidak lepas dari faktor cuaca, jadi memang faktor cuaca yang menghambat produksi cabainya itu sendiri,” ujar Wamendag Roro.
Ia menambahkan, kalau dari kami menindaklanjuti di mana Pak Menteri Perdagangan Budi Santoso juga telah bersurat ke Bu Menteri keuangan Sri Mulyani terkait hal ini.
Tapi harapan ke depannya bisa lebih stabil lagi karena itu semua tidak jauh dari supply and demand.
“Jadi kalau misalnya mengalami kelangkaan karena faktor cuaca misalnya itu akan mempengaruhi harga juga,” imbuh Wamendag Roro.(*)
Setyanto Hantoro Ungkapkan Komitmen Danantara, untuk Jadikan Indonesia Pusat Data Regional di Batic |
![]() |
---|
BRI Finance Genjot Transformasi Bisnis |
![]() |
---|
OKUPANSI Mal di Kisaran 75Persen, Bisnis Pusat Perbelanjaan Moderat, Dampak Masuknya Investasi Asing |
![]() |
---|
PUTUS Rantai Kemiskinan, BPJS Ketenagakerjaan Banuspa dan Pemrov Papua Selatan Teken MoU Jamsostek! |
![]() |
---|
HARGA Beras Tembus Rp15.500 Per Kg, Zulhas Sebut Terus Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.