Cuaca Ekstrem di Bali
Cuaca Ekstrem di Bali Masih Berlangsung 3 Hari ke Depan, BMKG Keluarkan Imbauan Waspada
Masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 9-12 Februari 2025.
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
DENPASAR, TRIBUN-BALI.COM – Masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 9-12 Februari 2025.
Keberadaan bibit siklon tropis 965 di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Samudera Hindia barat Australia Barat, berpotensi memberikan dampak tidak langsung bagi wilayah Bali dan sekitarnya.
Dampak utama dari fenomena ini meliputi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan selatan Bali hingga NTT.
Kondisi ini semakin diperparah dengan kecepatan angin maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai mencapai 38 knots (70 km/jam) pada 9 Februari 2025 pukul 14.00 WITA.
Sementara itu, tinggi gelombang laut di perairan selatan Bali diperkirakan berkisar antara 2,5 hingga 3,5 meter, masuk dalam kategori rough sea (laut bergelombang tinggi).
Penyebab Cuaca Ekstrem
Menurut data BMKG, keberadaan bibit siklon tropis 965 memicu peningkatan aktivitas konvektif, menyebabkan kecepatan angin bertambah dan gelombang laut meningkat, terutama di perairan selatan Bali.
Selain itu, indeks Nino 3.4 yang bernilai -0.89 turut berkontribusi terhadap peningkatan pola konvektif di wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Bali.
Baca juga: Ramalan Cuaca Bali 9-11 Februari 2025, Peringatan Dini Hujan Sedang hingga Lebat di Beberapa Wilayah
Meskipun Bali masih dalam musim hujan, dampak dari bibit siklon tropis ini dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
BMKG memperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga 12 Februari 2025, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Imbauan BMKG
Untuk mengurangi risiko akibat cuaca ekstrem ini, BMKG mengeluarkan beberapa imbauan penting bagi masyarakat dan wisatawan:
- Hindari aktivitas di luar ruangan jika tidak mendesak, terutama di daerah rawan pohon tumbang, tiang listrik roboh, dan genangan air.
- Para nelayan dihimbau untuk waspada terhadap angin kencang yang dapat mencapai 25 knot serta tinggi gelombang laut yang mencapai 3,5 meter di perairan selatan Bali.
- Wisatawan yang berencana beraktivitas di pantai selatan Bali diimbau untuk tidak bermain ombak hingga ke tengah pantai demi menghindari risiko terseret arus.
- Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti perkembangan prakiraan cuaca terkini dari BMKG serta menghindari aktivitas yang berisiko tinggi selama periode cuaca ekstrem ini.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.