bisnis
RUPIAH Berpotensi Menguat Lagi di Awal Pekan, Simak Alasannya Beriku Ini
Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), yang dinilai kian terbatas hingga ketidakpastian kebijakan Trump menjadi penahannya.
TRIBUN-BALI.COM - Rupiah diperkirakan melanjutkan penguatannya, tetapi terbatas.
Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), yang dinilai kian terbatas hingga ketidakpastian kebijakan Trump menjadi penahannya.
Berdasarkan Bloomberg, rupiah spot menguat 0,28 persen ke Rp 16.295 per dolar AS pada Jumat (7/3). Sementara rupiah Jisdor justru melemah 0,12% ke Rp 16.336 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futurus, Lukman Leong mengatakan rupiah menguat di tengah pelemahan yang berkelanjutan dari dolar AS oleh data-data ekonomi pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan. Dolar AS juga melemah oleh kekhawatiran retaliasi negara-negara akan tarif Trump.
Baca juga: BUNGA KPR Masih Tinggi! Tren Take Over Nasabah Bisa Naik, Realisasi KPR Subsidi Tembus 61.531 Unit
Baca juga: BAYI Laki-laki Gegerkan Warga Tabanan, Dalam Tas Ransel di Selokan Dibungkus Kain & Digerogoti Semut

Hal tersebut dinilai akan berdampak buruk pada ekonomi AS, melebihi kekhawatiran inflasi dan tingkat suku bunga the Fed. “Lalu, mata uang Asia khususnya juga didukung oleh harapan dari stimulus pemerintah China,” ujarnya, Minggu (9/3).
Untuk hari ini, Lukman memperkirakan rupiah berpotensi lanjut menguat seiring absennya data ekonomi penting baik dari luar maupun dalam negeri. Hanya saja, pelemahannya cenderung terbatas karena ia melihat pelemahan dolar AS sudah terbatas dan oversold.
Kemudian, lanjut Lukman, selain tarif, ketidakpastian masih tinggi seiring kebijakan politik luar negeri Trump akan kembali menciptakan kekhawatiran. “Dari domestik sendiri, data ekonomi belum mendukung penguatan rupiah lebih lanjut,” lanjutnya.
Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi melanjutkan bahwa salah satu perhatian utama saat ini adalah harga cabai yang mengalami kenaikan akibat terganggunya pasokan karena faktor cuaca. Lebih lanjut, inflasi pangan pada Februari 2025 tercatat sebesar 0,56% secara tahunan.
Angka ini menjadi perhatian karena inflasi umum justru mengalami penurunan sebesar 0,09%. Pemerintah juga memantau pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP) yang pada Februari sedikit turun 0,18% menjadi 123,45.
Dus, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak melemah dengan pada rentang Rp 16.280 - Rp 16.340 per dolar AS. Sementara Lukman memperkirakan penguatan rupiah yang terbatas dengan rentang Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS. (kontan)
Harga Daging Ayam dan Bawang Merah Mulai Naik, Dampak Cuaca dan Kenaikan Biaya Pengiriman |
![]() |
---|
Harga Daging Ayam dan Bawang Merah Mulai Naik di Bali, Dampak Cuaca dan Kenaikan Biaya Pengiriman |
![]() |
---|
BI-Fast Tumbuh 42,87 Persen, Transaksi via BI Fast Makin Mengembang di Kuartal-II 2025 |
![]() |
---|
FIFGROUP Perluas Transformasi Digital, Luncurkan Aplikasi FIFGO |
![]() |
---|
Bumilangit Entertainment Kembangkan Intellectual Property Industri Kreatif Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.