Berita Bali
WARGA Puri Gading Minta Developer Segera Selesaikan Perbaikan Jembatan Jebol Akibat Cuaca Ekstrem
Aksi tersebut pun didukung oleh Kepala Lingkungan Buana Kubu, Wayan Mana yang ikut serta hadir pada aksi tersebut pada sore ini.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
"Kendalanya yang saya dengar dari pemerintahan, kendalanya itu belum terpenuhi sema persyaratannya.
Dokumen dari developer yang belum," sambung Wayan Mana.
Ia menambahkan, bahwa komunikasi dengan developer sudah beribu kali dilakukan jadi segala macam cara kami lakukan untuk bertemu tetapi tidak juga ada realisasinya.
Jalan ini satu-satunya akses warga khususnya di perumahan Puri Gading khususnya Banjar Adat yang kebetulan ada di sekitaran Puri Gading.
Kami juga menjadi korban juga karena nenek moyang kita buyut kita sudah di sini sebelum perumahan ini ada.
"Kami dijanjikan fasum ini (bale banjar dan lain sebagainya), bahkan ada warga yang direlokasi ke pinggiran dengan catatan diberikan fasilitas, yang baik tetapi faktanya bisa dilihat tidak ada. Di sini ada adat dan dinas sekitar 300 KK," jelas Wayan Mana.
Sementara itu salah seorang warga Puri Gading, Stefan Fenanlampe, mengatakan atas nama warga Puri Gading sangat berharap developer ini benar-benar berkomitmen, untuk menyerahkan fasus dan fasum segera kepada Pemerintah Kabupaten Badung.
Kalau ini tidak diserahkan ke pemkab, maka fasilitas jalan rusak tidak ada yang memperbaiki, jalan ambruk tidak ada yang memperbaikinya, lampu gelap gulita tidak ada yang menggantikannya.
"Pemerintah tidak bisa masuk karena itu belum diserahkan. Kami sangat berharap kepada developer ini, untuk punya komitmen punya moral untuk bertanggung jawab kepada warga di sini.
Kami semua warga di sini Banjar Buana Kubu ini harapan kami, segera mungkin. Kalau ini tidak ditanggapi maka ini syok terapi pertama," tutur Stefan mewakili warga.
Kalau mereka tidak memberikan tanggapan yang lebih responsif yang bagus maka warga akan mengambil tindakan lebih dari ini.
Artinya tuntutannya fasus dan fasum kami perjuangkan, sampai ke Bupati, Sekda, Legislatif sudah berkali-kali tetapi kami tidak tahu kendalanya.
Kami berharap mereka tulus untuk memberikan yang terbaik, kepada warga karena kita sudah beli perumahan di sini. Perumahan ini tidak di kasi gratis kami beli kami investasi.
"Selama ini tidak diserahkan ke pemda maka 100 persen tanggung jawab mereka memperbaiki fasos fasum. Mereka harus garisbawahi tetapi itu tidak dilaksanakan, dan kami warga tidak mau tau karena kami membeli perumahan di sini dari mereka dan mereka yang tanggung jawab," jelas Stefan.
Ia menegaskan, kalau mereka (developer) tidak sanggup perbaiki sebaiknya diserahkan secara bertahap misalnya dari jalan dulu, jadi pemda bisa memperbaikinya. Ini kalau mereka punya itikad baik kalau tidak ya begini kita melakukan aksi sore ini.
"Keluhan ini awalnya sudah mulai beberapa kepengurusan kami, hingga dua kali ganti kepengurusan saya kira sudah puluhan tahun (menuntut realisasi fasilitas umum dan fasilitas sosial)," ucap Stefan.
Kejuaraan Tenis Internasional di Bali, Menpora: Iklim Investasi Meningkat Tunjang Petenis Naik Level |
![]() |
---|
Bikin Resah, Klub Motor Dirazia Polisi di Bali, Polresta Denpasar: 47 Pelanggaran Lalu Lintas |
![]() |
---|
Berlian Alami Ikonik Frank Fire Dihadirkan di Bali, Kurasi Melewati 12 Parameter Evaluasi |
![]() |
---|
Pengiriman Keluar Bali Berkurang, Harga Babi Hidup di Bali Alami Penurunan |
![]() |
---|
Gengster Anak Muda Berulah di Denpasar Bali: Korban Ditabrak, Dikeroyok dan Tas Dijarah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.