Hari Raya Nyepi
Ogoh-ogoh Juara di Hati Netizen Karya ST Tunas Muda Denpasar Ini Manfaatkan Limbah Kaca hingga Akar
ST Tunas Muda memilih bahan bekas, bahan dari alam, atau limbah untuk membuat ogoh-ogoh.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Namun, penggunaan bahan tidak lazim seperti kaca memberikan tantangan tersendiri.
Sebelum diaplikasikan pada ogoh-ogoh, dilakukan riset terlebih dahulu untuk memastikan ketahanan dan keserasian warna.
"Kami harus mencoba dulu di media lain, lalu melihat apakah cocok dengan konsep yang kami buat. Proses ini cukup memakan waktu," jelasnya.
Dengan tinggi mencapai 4,80 meter dan lebar 2,30 meter, ogoh-ogoh Angkara ini menghabiskan biaya sekitar Rp 35 juta.
Meskipun sebagian besar material berasal dari limbah, beberapa bahan seperti kaca khusus harus disiapkan secara khusus.
Untuk bahan kayu bekas, diambil dari Pantai Mertasari, akar dari hutan di Klungkung, sementara tutup botol dan kaleng dikumpulkan dari warung-warung sekitar banjar.
ST Tunas Muda dikenal kerap juara dan minimal nominasi dalam lomba ogoh-ogoh.
Meskipun tahun ini tak masuk, namun bagi mereka, solidaritas dan kekompakan lebih utama daripada sekadar mengejar juara.
"Menang atau kalah itu hal wajar, yang penting setiap tahun kami tetap berkreasi dan mempertahankan karakter kami sendiri. Kami juga sudah legowo dan menerima keputusan juri," tutup Pageh Wedhanta. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.