Berita Bali
Kunjungan Wisatawan Dirasakan Sepi, Usaha Oleh-oleh Bali Tetap Berinovasi Hadirkan Beragam Variasi
PHRI Bali mencatat data okupansi hotel di Pulau Dewata pada medio Januari hingga Maret 2025 mengalami penurunan okupansi rata-rata di angka 10 persen.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Viral di media sosial kondisi Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang sepi penumpang di masa menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri 2025 ini.
Meski begitu, masa-masa ini disebut sebagai masa Low Season bagi pariwisata Bali. Sejumlah destinasi wisata, hotel dan restaurant pun melaporakan jumlah kunjungan wisatawan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat data okupansi hotel di Pulau Dewata pada medio Januari hingga Maret 2025 mengalami penurunan okupansi rata-rata di angka 10 persen, ada pula hotel yang mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sepinya wisatawan disinyalir karena pelemahan ekonomi di Indonesia termasuk efisiensi yang berdampak pada penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentives, Connventions dan Exhibitions) serta turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup membuat was-was pelaku pariwisata.
Namun demikian, pelaku usaha oleh-oleh tetap berharap libur panjang ini mendorong lonjakan mobilitas masyarakat di Bali.
Baca juga: Ramalan Cuaca Bali Besok 25-26 Maret 2025: BMKG Prediksi Hujan Sedang Hingga Hujan Petir
Kedatangan para wisatawan diharapkan kembail meramaikan berbagai destinasi wisata dan sentra oleh-oleh, seperti Kawasan Wisata Bedugul di Tabanan, Desa Canggu di Badung, Pusat Kota Denpasar, hingga Pantai Sanur.
Sementara itu, pelaku usaha terus berkerasi mengolah daya tarik kuliner sebagai buah tangan.
Salah satunya pengusaha fresh cake di Bali Moo-moo roll, bolu gulung totol sapi yang legend dari Chocomory yang tahun ini memperluas jangkauannya dengan menghadirkan produknya di Pulau Bali.
“Kami melihat animo konsumen dari produk fresh cake di Bali," kata General Manager PT Chocomory Cokelat Persada, Angeline Setiawati di Kuta, pada Senin 24 Maret 2025.
Pihakny berniat untuk meramaikan variasi oleh-oleh baru di Bali untuk dinikmati turis lokal maupun mancanegara. Ekspansi produk ini tidak terlepas dari potensi pasar yang menjanjikan di Pulau Bali.
Mengacu pada data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, pada tahun 2024 tercatat lebih dari 6,3 juta kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Lebih lanjut, Angeline mengungkapkan bahwa bahan-bahan yang digunakan bersifat premium sehingga kualitas produk oleh-oleh dengan bolu yang fluffy sangat diperhatikan dan mendapat respons positif dari konsumen.
"Hal ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan bisnis oleh-oleh dan produk kuliner. Kami berharap memperluas jangkauan ke wilayah Timur Indonesia, terlebih menjelang momen Idulfitri diharapkan peningkatan konsumsi produk kuliner," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.