Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih
Berikut Alur Baru Untuk Antisipasi Jalan Pedarman Pasek Macet di Pura Besakih Bali
Alur baru ini akan diberlakukan selama pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berbagai antisipasi dipersiapkan untuk kelancaran Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih yang dilaksanakan pada Sabtu 12 April 2025, Nyejer selama 21 hari sampai dengan Sabtu 3 Mei 2025.
Salah satunya yakni alur baru untuk pemedek yang tangkil di Pura Catur Lawa Ratu Pasek di kawasan Pura Besakih Karangasem.
Jumlah pemedek Pasek yang cukup besar membuat jalanan disekitar Pura Catur Lawa Ratu Pasek biasanya akan tersendat.
Tanggapi hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan akan menerapkan alur baru.
Baca juga: Jelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, Aktivitas Pendakian Gunung Agung Bali Ditutup
“Terkait pemedek Pasek ramai ini selalu terjadi, sebenarnya bukan pedarman tapi lawa. Memang karena jalurnya memotong ke arah penataran agung nanti alur flownya diatur, sehingga pemedek tidak langsung nyeberang agar tidak mampet jalan dari atas dan bawah,” jelasnya, Rabu 2 April 2025.
Alur baru ini akan diberlakukan selama pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih dan akan dilakukan simulasi terlebih dulu pada 5 April 2025.
“Akan diberlakukan alur baru dan tanggal 5 akan lakukan simulasi,” imbuhnya.
Kepala Badan Pengelola Besakih, Lanang Muliarta mengatakan, terkait alur untuk Pura Catur Lawa Ratu Pasek karena tidak bisa membatasi jumlah pemedek, ia berharap pengaturan per wilayah atau per kabupaten dapat dengan tertib sehingga pemedek tidak hadir barengan.
“Karena akses tidak bisa diperbesar akhirnya kita bisa manage jadi wantilan sebelah kiri dipakai menunggu kalau masih ada antrean. Ada dua wantilan di ksirarnawa dan di bawah dipakai untuk menunggu kalau masih penuh di Pasek,” kata, Lanang Muliarta.
Pintu keluar dari Pura akan dioptimalkan mulai dari ke arah barat atau bangunan suci yang akan diblok, sehingga tidak ada pemedek setelah muspa turun ke bawah dan tidak bertabrakan dengan pemedek yang akan naik.
“Ini baru pertamakali dengan seizin Bendesa dan Badan Pengelola. Itu kita lakukan untuk antisipasi pemedek,” tutupnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.