VIDEO Kegiatan Adat di Bali Dinilai Jadi Faktor Utama Seseorang Nekat Ulah Pati, Simak Ulasannya

TRIBUN-BALI.COM - Bali, meskipun dikenal sebagai destinasi wisata yang menenangkan dan identik dengan konsep "slow living", tercatat sebagai provinsi dengan angka bunuh diri (ulah pati) tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia Polri, sepanjang 2023–2024 tercatat 135 kasus bunuh diri dengan angka prevalensi 3,07.

Banyak pihak menyebutkan adat yang membebani sebagai penyebab utama, namun menurut dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Denpasar, penyebab ulah pati bersifat multifaktorial.

Baca juga: VIDEO Bali Memasuki Peralihan Musim Hujan ke Kemarau, Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

Selain faktor adat, pemicu lain seperti judi online, pinjaman daring, KDRT, ekonomi, hingga gangguan jiwa berat juga turut menyumbang angka tersebut.

Kasus ulah pati ini pun tidak hanya menimpa warga lokal, tetapi juga WNA dan warga dari luar Bali, dengan rentang usia korban dari anak-anak hingga lansia.

Melihat tingginya angka ini, pemerintah Bali diimbau segera mengambil langkah konkret, salah satunya dengan membentuk layanan hotline krisis 24 jam yang terhubung ke seluruh BPBD dan fasilitas kesehatan.

Menurut dr. Rai, perhimpunan psikiater siap berkolaborasi, namun dibutuhkan sumber daya dan relawan yang aktif untuk menjalankan sistem ini secara optimal.

Pembuatan "Bali Headline" khusus pencegahan ulah pati dinilai tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga berdampak positif terhadap citra pariwisata Bali, terutama karena beberapa korban merupakan wisatawan asing.

Selain itu, upaya preventif seperti pengamanan di lokasi rawan bunuh diri harus diiringi program kesehatan jiwa yang menyeluruh dan berkelanjutan.

(*)