bisnis
PRODUKSI Tahu dan Tempe Nasional Alami Penurunan! Simak Alasannya Berikut Ini
Kondisi ini mendorong kenaikan harga jual tempe di pasaran, dari semula Rp 8.000 menjadi Rp 10.000 per potong dalam dua bulan terakhir.
TRIBUN-BALI.COM - Produksi tahu dan tempe nasional mengalami penurunan signifikan. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengungkapkan bahwa produksi turun antara 10–20 persen sejak dua pekan belakangan ini.
Kondisi ini mendorong kenaikan harga jual tempe di pasaran, dari semula Rp 8.000 menjadi Rp 10.000 per potong dalam dua bulan terakhir.
“Produksi tahu dan tempe sekarang turun 10–20%. Hanya produsen yang punya modal besar yang masih bisa bertahan. Harga tempe ukuran 450 gram yang semula Rp7.000–Rp8.000, kini naik menjadi Rp 9.000–Rp 10.000 per potong,” ujar Aip beberapa hari lalu.
Aip menyebutkan kenaikan harga kedelai sebagai salah satu penyebab utama merosotnya produksi dan keuntungan para perajin. Harga kedelai yang sebelumnya berkisar Rp 9.100 per kg kini naik menjadi Rp 9.700 per kg.
“Harga kedelai makin hari makin mahal, sementara keuntungan kami terus tergerus. Selain itu, secara budaya, para perajin kami banyak yang pulang kampung saat Lebaran,” jelasnya.
Baca juga: TEWAS di TKP! Gadis 22 Tahun Asal Karangasem Hendak Salip Malah Terlindas Truk di Jalan Imam Bonjol
Baca juga: Tinjau Posko Penanganan Sampah Laut di Kuta, Menteri Hanif: Akan Dijadikan Contoh untuk Daerah Lain
Asosiasi perajin tahu-tempe akan menyesuaikan harga tahu dan tempe apabila terjadi kenaikan harga bahan baku utama melampaui batas, dampak kebijakan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump.
Hingga kini, Indonesia bergantung pada pasokan kedelai dari Amerika Serikat yang merupakan bahan baku utama tahu-tempe.
Ia memperingatkan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin banyak produsen kecil akan menghentikan produksinya.
Lebih lanjut, Aip menyampaikan bahwa Gakoptindo telah mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto agar tidak mengubah kebijakan bea masuk kedelai impor dari Amerika Serikat (AS) yang saat ini masih 0%.
“Kami sudah menyurati Presiden Prabowo agar jangan mengubah sistem perdagangan kedelai impor, terutama soal bea masuk. Saat ini, kedelai dari Amerika dikenakan bea masuk 0%, dan itu harus dipertahankan,” tegas Aip. (kontan)
Gubernur Bali Tampung Saran Pembuatan Pelabuhan Khusus Truk Logistik, 1 Pelabuhan Anggarannya Rp50M |
![]() |
---|
Mendagri Tito: Pemerintah Lakukan Percepatan Penyaluran Beras SPHP |
![]() |
---|
Mendagri Tito: Strategi Pemerintah Tekan Harga Beras, Penyaluran Beras SPHP dan Bantuan Pangan |
![]() |
---|
MAMPU Produksi 2Juta Ton, Indonesia Potensi Raja Aluminium Dunia, Bijih Bauksit Capai 7,48Miliar Ton |
![]() |
---|
Penyaluran Kredit UMKM Non-KUR BNI Tumbuh 9,2 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.