Mata Lokal Fest 2025

Apresiasi Mata Lokal Fest 2025, Fadli Zon Singgung Peran Media Jadi Corong Kemajuan Budaya

Apresiasi Mata Lokal Fest 2025 yang diadakan oleh Tribun Network, Menteri Kebudayaan Fadli Zon singgung peran media sebagai corong kemajuan budaya.

Tribunnews/Jeprima
MATA LOKAL FEST - Chief Executive Officer Tribun Network Dahlan Dahi menyerahkan piagam kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon pada acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangrila, Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025). Mata Lokal Fest 2025 hadir dengan tajuk Cutting Edge for Local Sustainability sebagai upaya translasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke akar rumput, khususnya komunitas dan UMKM lokal. (Tribunnews/Jeprima). 

Meski tidak menyebutkan satu sejarawan, Fadli mengatakan bahwa 100 ahli sejarah berasal dari berbagai universitas.

Baca juga: Mata Lokal Fest 2025 Siap Digelar 8 Mei 2025, Deretan Tokoh Penting Jadi Pembicara

"Banyak, dari kampus-kampus negeri, kampus swasta. Dari seluruh, puluhan kampus sekiranya," kata dia

Saat ditanya apakah ada pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto terkait proyek ini, Fadli membantahnya.

Pemerintah, dikatakan Fadli, menyerahkan semuanya kepada sejarawan.

"Untuk menilai, untuk melihat, untuk menulis. Tapi kan kita tidak berangkat dari nol, kita berangkat dari yang sudah ada. Dari sejarah nasional Indonesia yang dulu pernah dibuat tahun 1984, Indonesia dalam arus sejarah di tahun 2012. Itu jadi bahan kita tentu," kata dia.

Jika nanti penulisan ulang ini diresmikan, Fadli akan berkoordinasi dengan sektor pendidikan agar ini dijadikan bahan ajar.

"Iya ini adalah sejarah resmi kita. Formal history kita," ujarnya.

Fadli Zon juga sempat menjelaskan soal penulisan ulang sejarah Indonesia yang akan diungkap pada Agustus 2025 atau tepat pada HUT ke-80 RI.

Menurutnya, angka 80 tepat untuk dijadikan titimangsa karena merupakan angka yang bagus.

"Kita harus syukuri 80 tahun ini kan 8 dasawarsa," kata Fadli.

Sejak dulu Fadli ingat bagaimana Indonesia selalu dirayakan saat memasuki dasawarsa.

Fadli ingin tradisi itu berulang dengan adanya momentum penulisan ulang sejarah Indonesia.

"Kalau kita lihat dari dulu juga selalu ada, buku 10 tahun Indonesia Merdeka, 20 tahun Indonesia Merdeka, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun dan belakangan ini agak terhenti," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved