Berita Nasional
ORASKI Tegaskan Tidak Akan Turun Aksi 20 Mei, Jaga Ekosistem, Tolak Intervensi Berlebihan
Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI), menyatakan secara tegas tidak akan ikut serta dalam aksi demonstrasi pada 20 Mei 2025.
TRIBUN-BALI.COM – Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI), menyatakan secara tegas tidak akan ikut serta dalam aksi demonstrasi pada 20 Mei 2025.
Ini sejalan dengan sikap jutaan mitra pengemudi online lainnya, yang memilih untuk tetap on-bid demi menghidupi keluarga, ketimbang mengikuti mobilisasi politik yang tidak mencerminkan aspirasi asli pengemudi.
ORASKI menilai bahwa kesejahteraan pengemudi, harus diperjuangkan melalui pendekatan yang konstruktif dan rasional, bukan dengan mobilisasi politik atau tekanan jalanan yang bisa mengganggu stabilitas ekosistem transportasi online yang selama ini sudah terbentuk dan berjalan dengan baik.
Baca juga: KON Tegaskan Sikap: Tidak Ikut Demo 20 Mei, Stop Politisasi Ojol, Salam Satu Aspal!
Baca juga: ASTON Denpasar Rayakan Anniversary Ke-17, Momentum Kebersamaan dan Rasa Syukur

Dalam pernyataan resminya, Ketua Umum ORASKI, Fahmi Maharaja, menyampaikan bahwa pada prinsipnya ORASKI mendukung setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan driver online, namun tidak menyetujui usulan DPR terkait pembatasan potongan aplikasi maksimal 10 persen.
“Usulan tersebut bisa menjadi preseden buruk, bagi keberlangsungan transportasi online. Ekosistem ini selama ini terbukti mampu bertahan tanpa subsidi pemerintah, bahkan di tengah tantangan ekonomi global. Jangan sampai niat baik berubah jadi blunder yang membahayakan semuanya,” ujar Fahmi.
Menurut ORASKI, urusan potongan aplikasi adalah ranah bisnis-ke-bisnis (B2B) antara aplikator dan mitranya. Pemerintah sebagai regulator seharusnya tidak masuk terlalu jauh ke dalam ruang ini.
“Kalau mau meningkatkan kesejahteraan driver, solusinya bukan dengan membatasi potongan aplikasi, tapi lewat insentif pajak, subsidi kendaraan, dan edukasi berkelanjutan. Itu yang benar-benar bisa dirasakan langsung oleh driver,” tambahnya.
Solusi seharusnya berupa insentif pajak dan edukasi, bukan intervensi tarif alih-alih mengatur soal potongan aplikasi, ORASKI mendorong pemerintah dan DPR untuk fokus pada insentif nyata bagi pelaku usaha dan driver online, seperti:
● Penghapusan PPN dan PPh atas pembelian kendaraan operasional.
● Potongan pajak untuk pembelian suku cadang.
● Subsidi program edukasi dan pelatihan untuk driver.
● Pendekatan perlindungan usaha yang selama ini juga diberikan kepada taksi konvensional.
ORASKI juga menekankan, bahwa jika pemerintah atau DPR tetap memaksakan intervensi pada regulasi tarif dan potongan yang bukan ranah kewenangannya, maka resiko keruntuhan seluruh ekosistem transportasi online sangat besar.
“Kalau aplikator sampai tutup karena regulasi yang tidak tepat, maka jutaan driver bisa kehilangan pekerjaan. DPR dan pemerintah harus siap menanggung akibatnya jika ini sampai terjadi,” tegas Fahmi. (*)
Wamenkeu Beberkan Skema Pinjaman Dana Koperasi Merah Putih di Bank, Tenor Maksimal 6 Miliar |
![]() |
---|
Menteri Koperasi Budi: Semua Regulasi Terkait Kopdes Merah Putih Harus Solid dan Kuat |
![]() |
---|
Terduga Pelaku Penganiayaan Prada Lucky Diperiksa Denpom, Kapendam IX/Udayana Akan Tindak Tegas |
![]() |
---|
Jokowi Mengaku Prabowo Tak Bicara dengan Dirinya Soal Amnesti Hasto, Sinyal Merapat ke Mega? |
![]() |
---|
Diskon Tiket Pesawat Berlanjut, Pemerintah Bersiap Rilis Stimulus di Paruh Kedua 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.