bisnis
QRIS Cross Border Ekspansi ke Jepang dan China
Pertumbuhan ini diperkirakan akan semakin menggeliat seiring rencana ekspansi layanan QRIS ke Jepang dan China.
TRIBUN-BALI.COM - Transaksi QR Code Indonesian Standard (QRIS) lintas negara (cross border) terus menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan di perbankan nasional.
Sejak diluncurkan pada 2019, QRIS terus mengalami bertumbuhan. Hingga Maret 2025, sebanyak 38,10 juta merchant telah melayani pembayaran QRIS, dengan pengguna sebanyak 56,28 juta dan volume transaksi hingga 2,62 miliar.
Pertumbuhan ini diperkirakan akan semakin menggeliat seiring rencana ekspansi layanan QRIS ke Jepang dan China.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan bahwa transaksi QRIS di Jepang dan China akan mulai dapat dilakukan pada 17 Agustus 2025.
Baca juga: Indeks Menabung Konsumen Menurun, LPS Catat IMK Melemah 4,4 poin pada Mei 2025
Baca juga: WOW Singapura Bakal Impor 1 Gigawatt Listrik Tenaga Surya dari Indonesia
Proses pengembangan saat ini telah memasuki tahap uji coba (sandbox), setelah melalui serangkaian tahapan teknis bersama otoritas sistem pembayaran Jepang sejak pertengahan Mei 2025.
Sejumlah bank mencatatkan lonjakan transaksi QRIS lintas negara yang signifikan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, mencatat pertumbuhan frekuensi transaksi sebesar 117 persen secara tahunan (YoY).
Sementara dari sisi nilai, transaksi mencapai Rp99 miliar, melonjak 135% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Negara yang saat ini mengakomodasi transaksi QRIS meliputi kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand, dan Singapura,” ujar EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn.
Untuk mendukung pertumbuhan transaksi, BCA juga telah menyesuaikan batas maksimal harian untuk pembayaran QRIS gabungan menjadi Rp25 juta, yang sebelumnya mengikuti limit harian kartu debit.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga mencatatkan pertumbuhan tajam dalam layanan QRIS lintas negara.
SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri, Yanto Masyap, mengatakan total frekuensi dan volume transaksi tumbuh 3,8 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Namun, ia tidak merinci angka pastinya. Dari sisi jumlah pengguna, pertumbuhan mencapai 235% YoY, didorong oleh kemudahan akses melalui super app Livin’ by Mandiri dan bertambahnya cakupan negara mitra.
“Untuk ekspansi ke Jepang dan China, saat ini masih dalam tahap finalisasi integrasi oleh regulator dan pelaku industri terkait,” ujar Yanto.
Saat ini, layanan QRIS lintas negara Bank Mandiri baru mencakup Malaysia, Thailand, dan Singapura. Yanto menegaskan, perluasan layanan lintas negara tidaklah mudah.
Harmonisasi standar teknis dengan sistem pembayaran di masing-masing negara serta penyesuaian terhadap regulasi lokal menjadi tantangan tersendiri.
“Kami akan terus memantau dinamika pasar dan kesiapan infrastruktur di negara mitra, sembari berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan literasi pengguna,” jelas Yanto.
EKSPOR Furnitur ke AS Kena Tarif 19 Persen, HIMKI: Buyer Beralih ke Vietnam |
![]() |
---|
Mider Akhirnya Bisa Beli Gas 3 Kg, 3 Hari Langka di Pasaran, Pemkab Klungkung Gelar Operasi Pasar |
![]() |
---|
Ada 4.792 Pangkalan Resmi di Bali, Pertamina Jamin Ketersediaan LPG 3 Kg Sampai Pelosok |
![]() |
---|
Penjualan Properti Hunian Terkontraksi 3,80 Persen, Survei BI: Harga Tumbuh Terbatas Kuartal II-2025 |
![]() |
---|
KREDIT dan Ekspansi Usaha Lesu, Pertumbuhan Ekonomi Justru Capai 5,12 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.