bisnis

Luhut Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 9 Persen? Ini Alasanya!

Ia menekankan bahwa program ini akan menciptakan pemerataan ekonomi dan mengatasi kesenjangan di daerah terpencil.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, dengan optimisme tinggi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8% hingga 9% pada periode 2028-2029. 

TRIBUN-BALI.COM - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, dengan optimisme tinggi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8 persen hingga 9% pada periode 2028-2029.

Keyakinan ini didasari oleh studi yang dilakukan DEN serta berbagai proyek strategis yang sedang berjalan di Indonesia.

Menurut Luhut, salah satu program yang menjadi pendorong utama adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ia menekankan bahwa program ini akan menciptakan pemerataan ekonomi dan mengatasi kesenjangan di daerah terpencil.

Baca juga: HARUS Ditutup & Dibongkar! Komisi I DPRD Bali Cek Bangunan di Pantai Bingin dan Step Up Jimbaran 

Baca juga: NPJ Kedapatan Bawa Kokain, WNA Australia Tertangkap Bawa Narkoba Saat Gelar Operasi Lantas

Untuk mencapai target 8% hingga 9% pada 2028-2029, Luhut menegaskan pentingnya menjaga pertumbuhan di atas 5?n bekerja secara detail serta fokus pada proyek-proyek kunci.

“Kita harus menjaga pertumbuhan kita di atas 5% untuk mencapai 8%-9% pada tahun 2028-2029,” ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6).

Selain program makan bergizi gratis (MBG), hilirisasi pertanian dan hilirisasi nikel serta komoditas lainnya juga menjadi fokus utama.  

Luhut mengatakan bahwa optimisme ini bukan tanpa dasar. Pengalamannya selama hampir sebelas tahun terakhir dalam mengelola pemerintahan memberinya keyakinan bahwa dengan tim kerja yang kuat, baik, dan profesional, target ini dapat dicapai. “Kalau Anda membangun kerja sama tim yang kuat dan profesional, kita bisa mengatasinya,” katanya.

Meskipun infrastruktur tidak langsung memberikan respons instan terhadap ekonomi, Luhut menyoroti dampak jangka panjangnya.

Ia mencontohkan infrastruktur yang dibangun di Sumatra menuju Bengkulu, di mana setelah enam tahun, permintaan listrik melonjak signifikan.

Demikian pula dengan infrastruktur di Jawa yang telah mengubah gambaran industri di Indonesia. (kontan)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved