bisnis

RESAH Peternak Baturiti Tabanan! Kabar Adanya Investor Peternakan Babi Didatangkan Dari Denmark

Jika kabar itu benar, Pria asal Abiansemal Badung itu mengaku, sejatinya Bali tidak perlu lagi adanya peternak maupun pembibitan dari luar.

Istimewa
Ketua GUPBI Bali, I Ketut Hary Suyasa. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA -  Sejumlah peternak babi di Baturiti, Tabanan, Bali, mulai resah terkait kabar akan adanya investor yang akan melakukan peternakan babi di wilayah Baturiti.

Bahkan beredar kabar akan ada seribu indukan babi, yang akan didatangkan dari Denmark. Polemik itu pun ramai di media sosial, bahkan sejumlah peternak mengeluhkan kondisi tersebut di media sosial.

Salah satu akun bernama ‘Ria Laksmana Wijaya’ yang diduga merupakan peternak babi di Baturiti juga menyampaikan kekesalan itu melalui media sosial.

Dalam postingannya, dia mempertanyakan kepada Gubernur Bali, Wayan Koster terkait ada 1.000 indukan babi akan didatangkan dari Denmark, apa indukan itu untuk perusahaan besar yang berinvestasi di wilayah Bedugul?

Baca juga: Kapal di Pelabuhan Benoa Bali Terbakar, Pelindo Bergerak Cepat, Api Dipadamkan Kurang Dari 1 Jam

Baca juga: Dorong Kunjungan Wisatawan Naik, Online Travel Agent Diminta Buat Paket Khusus Liburan Keluarga

ILUSTRASI - Salah satu akun bernama ‘Ria Laksmana Wijaya’ yang diduga merupakan peternak babi di Baturiti juga menyampaikan kekesalan itu melalui media sosial.

Dalam postingannya, dia mempertanyakan kepada Gubernur Bali, Wayan Koster terkait ada 1.000 indukan babi akan didatangkan dari Denmark, apa indukan itu untuk perusahaan besar yang berinvestasi di wilayah Bedugul?
ILUSTRASI - Salah satu akun bernama ‘Ria Laksmana Wijaya’ yang diduga merupakan peternak babi di Baturiti juga menyampaikan kekesalan itu melalui media sosial. Dalam postingannya, dia mempertanyakan kepada Gubernur Bali, Wayan Koster terkait ada 1.000 indukan babi akan didatangkan dari Denmark, apa indukan itu untuk perusahaan besar yang berinvestasi di wilayah Bedugul? (ISTIMEWA)

Menurutnya jika itu terjadi, maka akan mematikan sektor UMKM khususnya peternak babi lokal di Bali. Mengingat harga akan merosot jika populasi babi di Bali mengalami lonjakan drastis.

Sementara akun Ajik Kaung, juga dalam unggahannya menolak keras investor yang melakukan peternakan babi di wilayah Baturiti, Tabanan.

Sementara Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) di Bali, I Ketut Hary Suyasa saat dikonfirmasi Minggu 22 Juni 2025 tidak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengaku mendapat informasi dari peternak di Tabanan, akan ada peternak dari luar yang akan beternak di wilayah Baturiti.

“Iya kami mendapat informasi akan ada pembibitan babi, dengan seribu ekor induk. Namun semua ini belum belum jelas apakah diberikan oleh pemerintah, mengingat kan sekarang sudah ada peraturan Gubernur, yang intinya melarang mendatangkan babi dari luar,” ujarnya.

Sejauh ini pihaknya, belum mengetahui pasti terkait kebenaran laporan yang diterimanya dari kalangan peternak. Mengingat sampai saat ini dirinya belum sempat berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali.

“Kebenarannya belum saya konfirmasi. Tapi kalau keluhan dan laporan dari peternak sudah kami terima,” tegasnya lagi.

Jika kabar itu benar, Pria asal Abiansemal Badung itu mengaku, sejatinya Bali tidak perlu lagi adanya peternak maupun pembibitan dari luar. Mengingat saat ini di Bali sudah banyak sekali ada peternak termasuk pembibitan babi.

“Ini bahayanya kan indukan. Kalau induk didatangkan banyak, otomatis populasi akan meledak dan akan membuat harga babi merosot sehingga merugikan peternak lokal,” bebernya.

Diakui, manajemen peternak babi di Bali saat ini sudah semakin bagus. Bahkan banyak anak muda yang melirik usaha peternak babi secara bertahap. Sehingga jika dibiarkan peternak besar masuk, maka akan kalah saing dengan peternak-peternak kecil di Bali.

“Sebenarnya di Bali masalahnya bukan produksi Babinya, tapi serapan hasil produksinya tidak dihargai dengan layak. Contoh saja saat ini harga produksinya sekitar Rp 40-41 ribu/Kg, kini dihargai hanya Rp 38 ribu/Kg,” jelasnya sembari mengatakan coba saja pemerintah peka.

Atau lebih baik cari investor yang membeli babi, bukan budidaya. Kita peternak di Bali pasti siap menjadi budidaya, karena sudah banyak masyarakat di Bali menjadi peternak babi. (*)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Medium

Large

Larger

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved