PKB 2025
Tampilkan Dolanan “Kidal Kidul” di PKB, Anak-Anak Badung Padukan Masa Dulu dan Kekinian
Gong Kebyar anak-anak Sanggar Seni Sudha Wirad, Banjar Pipitan, Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara turut serta dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB)
Tingkah polah anak-anak yang lucu, lugu, dan menggemaskan mengundang gelak tawa ribuan penonton yang memadati tribun Ardha Candra.
Dolanan “Kidal Kidul” memberikan gambaran banyaknya perbedaan yang terjadi seiring perubahan zaman. Anak-anak di masa kini memiliki beragam pilihan permainan, baik permainan tradisional maupun modern.
Namun tantangannya adalah menyesuaikan diri, tidak terpaku pada yang kuno, juga tidak larut pada hal modern. Fleksibilitas ini diibaratkan Boko-boko, kura-kura kecil yang bebas bermain di air maupun di darat.
Makanya, di atas panggung disajikan dua jenis permainan. Pada permainan tradisional, ditampilkan permainan melayangan dan medagang-dagangan.
Sedangkan permainan modern lebih pada penggunaan teknologi seperti game dan vlog.
Wahyudi Putra mengatakan, tema ini berangkat dari fenoemena Canggu sebagai salah satu wilayah Badung yang cukup maju di sektor pariwisata, namun anak-anak harus tetap memiliki ruang untuk bermain permainan tradisonal dan modern.
“Untuk dolanan memang kita melihat dari fenomena lapangan yang terjadi. Kami mencoba menuangkan fenomena itu ke dalam garapan dan juga propertinya juga mendukung. Di sini kami memberi pesan betapa pentingnya menjaga diri dari pengaruh modernisasi khususnya di gadget,” jelasnya.
Adapun dalam Gong Kebyar Anak-anak ini, Sanggar Seni Sudha Wirad melibatkan sebanyak 38 penabuh, 9 penari, dan 28 orang pemain dolanan.
Pemilihan seniman cilik yang akan tampil pun melalui proses seleksi.
“Proses awal kita sosialisasi di Kecamatan Kuta Utara. Yang daftar seleksi untuk dolanan 70 orang, tapi kita nyari 28 orang. Sedangkan tari kita nyari 9 orang, yang ikut 27 orang,” terang Wahyudi Putra.
Pihaknya menuturkan, proses latihan dilakukan pertama kali sejak 13 Februari 2025, dengan intensitas seminggu tiga kali latihan.
Namun memasuki bulan Juni 2025, latihan diintensifkan setiap hari.
Pengaruh teknologi cukup menjadi tantangan tersendiri bagi penggarap dalam melatih anak-anak.
Sebab saat ini, ketergantungan pada HP tidak dapat dipungkiri.
“Di sini kami juga melatih fokus dan disiplin anak-anak. Kalau lagi latihan, HP mereka kami kumpulkan dulu. Setelah selesai, baru dikembalikan,” katanya. (*)
Berita lainnya di Pesta Kesenian Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.