Berita Badung
CUACA Tak Menentu, Sampah Kiriman Menumpuk di Pantai Badung Bali, DLHK Siaga dan Siapkan Alat Berat
CUACA Tak Menentu, Sampah Kiriman Menumpuk di Pantai Badung Bali, DLHK Siaga dan Siapkan Alat Berat
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Cuaca tak menentu dalam beberapa hari terakhir memicu kemunculan sampah kiriman di pesisir pantai Badung, Bali.
Sampah yang terbawa arus ini menumpuk di sejumlah titik, seperti Pantai Seminyak, Legian, Kedonganan, Jimbaran, Tanjung Benoa hingga Berawa.
DLHK Badung Siaga dan Kerahkan Alat Berat
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Ida Bagus Gede Arjana, Senin 30 Juni 2025 menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan personel dan peralatan untuk menangani sampah kiriman di pantai.
Penanganan ini juga didukung TNI, khususnya Pangdam IX/Udayana.
“Kami tetap siaga. Untuk alat berat memang jumlahnya terbatas, jadi kita upayakan penanganan bergantian sesuai kondisi sampah di masing-masing lokasi,” jelas Arjana.
Baca juga: VIDEO Koster Sebut Tak Perlu Perda Khusus Atur Tajen, Bisa Masuk Kategori Judi Karena Hal Ini
Jenis sampah yang terdampar cukup beragam, mulai dari sampah organik seperti batang pohon dan kayu besar, hingga sampah plastik rumah tangga.
Sampah Dipilah dan Diangkut ke TPS
DLHK Badung melakukan pemilahan sampah sebelum diangkut.
Sampah organik sementara ditampung di TPS Kedonganan dan TPST Mengwitani, sedangkan sampah plastik dikelola di TPS sebelum dibawa ke TPA, jika kondisi memungkinkan.
“Penanganan dilakukan secara bertahap agar sampah tidak terus menumpuk,” tambahnya.
Rencana Jangka Menengah: Pemasangan Alat Penahan Sampah Laut
Pemerintah Kabupaten Badung juga sedang menyiapkan rencana jangka menengah berupa pemasangan alat penahan sampah laut agar tidak sampai ke bibir pantai.
trategi ini masih dalam tahap pembahasan lintas sektor.
Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta, menegaskan komitmen Pemkab Badung untuk menanggulangi sampah kiriman secara berkelanjutan.
Ia menyebut masalah sampah kiriman ini biasanya muncul rutin antara September hingga Desember.
“Kami akan upayakan pemasangan alat untuk mencegah sampah kiriman sampai ke pesisir pantai,” ujarnya.
Libatkan Masyarakat dan Pelaku Usaha
Bagus Alit juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya, baik di rumah tangga, desa, maupun hotel dan sektor pariwisata.
“Pengelolaan sampah harus maksimal. Jangan sampai sampah menumpuk dan tidak ada penanganan. Kalau bisa, sampah selesai di tingkat sumber,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.