Kapal Tenggelam di Selat Bali
Kadek Oka Jadi Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, Istri dan Anak Menunggu di Pelabuhan Gilimanuk
Kadek Oka Jadi Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali, Istri dan Anak Menunggu di Pelabuhan Gilimanuk
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - Harap dan cemas tak bisa disembunyikan dari wajah keluarga I Kadek Oka (41), sopir truk asal Banjar Nesa, Desa Banjarangkan, Klungkung, Bali.
Diketahui, sejak Rabu malam, 2 Juli 2025, Kadek Oka belum ditemukan setelah KMP Tunu Pratama Jaya yang ditumpanginya tenggelam di Selat Bali.
Kadek Oka bekerja di perusahaan distributor semen di Klungkung, Bali.
Malam itu, ia berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk membawa truk semen bernomor polisi DK 8565 MH.
Ia tak sendiri; seorang rekan, Eko Satrio, juga ikut menyeberang dengan truk semen lain.
“Kami kemarin menunggu di posko Gilimanuk. Banyak ambulans hilir mudik, tapi saudara saya belum ada kabar,” ucap Nyoman Parsua, salah satu anggota keluarga, Jumat 4 Juli 2025.
Kabar duka itu pertama kali diterima keluarga lewat kerabat di Desa Tusan.
Tanpa pikir panjang, lima anggota keluarga langsung berangkat ke Gilimanuk.
Baca juga: Hendak Susul Suami Kerja di Bali, Perjalanan Ibu dan Anak Balita Terhenti di Selat Bali
Mereka hanya ingin kepastian—dan berharap kabar baik.
Hingga Jumat, istri dan anak sulung Kadek Oka masih setia menunggu di Pelabuhan Gilimanuk.
Satu harapan yang sama tak pernah padam: semoga Kadek Oka pulang dalam keadaan selamat.
Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025.
Kapal motor penumpang ini berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 awak kapal) serta 22 kendaraan termasuk 14 truk tronton.
Kronologi Singkat Kejadian
- Pukul 22.56 WIB: KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang.
- Sekitar pukul 23.16 WIB: Terdengar panggilan bantuan di channel 17 radio kapal. Diduga kapal mengalami kebocoran mesin.
- Pukul 23.20 WIB: Perwira jaga kapal melakukan panggilan darurat (distress call).
- Pukul 23.25 WIB: Petugas jaga Syahbandar melaporkan kapal sudah tenggelam dan hanyut ke arah selatan.
- Hingga dini hari: Tim SAR menerima laporan dan mulai melakukan operasi pencarian.
Dugaan Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Terdapat dua dugaan utama yang menjadi penyebab tenggelamnya kapal:
1. Terhantam Gelombang Tinggi
Menurut data BMKG, saat kejadian, tinggi gelombang di Selat Bali berkisar 1,7 hingga 2,5 meter. Kondisi ini sangat berisiko bagi kapal, apalagi jika kapal dalam keadaan tidak stabil.
“Mungkin (penyebab tenggelam) dari ombak. Karena informasi BMKG, ombak antara 1,7–2,5 meter,” kata Ni Putu Cahyani, Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Tanjung Wangi, Kamis 3 Juli 2025.
2. Kebocoran Mesin dan Blackout
Informasi dari Pelabuhan Gilimanuk menyebut, kapal sempat meminta bantuan karena mengalami kebocoran mesin.
Kebocoran ini diduga menyebabkan kapal kehilangan tenaga (blackout) hingga akhirnya terbalik dan tenggelam.
“Pada pukul 00.16 WITA, terdengar di channel 17, KMP Tunu Pratama Jaya minta tolong dan melaporkan kebocoran mesin,” dikutip dari Kompas.com.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.