Profil dan Sosok

SOSOK AA Gde Agung, Dari Bupati Badung di Bali yang Kini Siap Dilantik Jadi Raja Mengwi Baru

SOSOK AA Gde Agung, Dari Bupati Badung di Bali yang Kini Siap Dilantik Jadi Raja Mengwi Baru

Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/I Komang Agus
SOSOK - Anak Agung Gde Agung saat ditemui di Puri Mengwi pada Sabtu 5 Juli 2025. SOSOK AA Gde Agung, Dari Bupati Badung di Bali yang Kini Siap Dilantik Jadi Raja Mengwi Baru 

TRIBUN-BALI.COM - Besok, Senin 7 Juli 2025, menjadi momentum langka sekaligus sakral bagi AA Gde Agung.

Mantan Bupati Badung ini akan menjalani upacara Bhiseka sebagai Raja Mengwi baru – sebuah tradisi suci yang terakhir digelar 79 tahun lalu, tepatnya pada 1946.

Upacara yang akan melibatkan 11 sulinggih ini akan berlangsung di Pura Taman Ayun, Mengwi, dan menjadi penantian panjang Puri Ageng Mengwi.

Dorongan untuk AA Gde Agung menjalani Bhiseka sudah lama muncul, baik dari bagawanta, asta puri, hingga masyarakat.

Mereka berharap sang penglingsir Puri Ageng Mengwi mau meneguhkan diri sebagai Ratu Ida Cokorda demi menjaga keberlanjutan tradisi dan eksistensi puri.

AA Gde Agung sendiri tidak serta merta langsung menyanggupi. Sosok berusia 76 tahun ini menimbangnya lama.

 

Sebagai putra tunggal Ida Cokorda Mengwi XII dengan Ida Cokorda Istri, Putri Raja Karangasem, ia merasa sudah lama mengabdi lewat banyak jalur: PNS, Notaris, Bupati Badung, hingga anggota DPD RI.

Namun bagi AA Gde Agung, pengabdian kepada masyarakat, adat, agama, dan budaya tidak pernah benar-benar selesai.

Baca juga: Anak Agung Gede Agung Akan Jalani Bhiseka Ida Cokorda di Puri Mengwi Bali, Begini Harapannya

Justru kini semakin besar tanggung jawabnya.

“Saya pikir Bhiseka ini bukan hanya soal gelar. Ini bentuk pengabdian saya yang lebih dalam, secara niskala kepada leluhur dan secara skala kepada masyarakat,” katanya.

AA Gde Agung juga bukan orang asing dalam menjalani ritual suci.

Sebelum dilantik sebagai Bupati Badung, ia sudah menjalani “Pawintenan Agung” pada 2005 – sebuah upacara penyucian diri dan pengukuhan sebagai pemimpin di bidang agama, adat, dan budaya.

Permintaan agar AA Gde Agung menjalani Bhiseka pertama kali muncul dalam Paruman Asta Puri – pertemuan keluarga besar puri-puri di Mengwi.

Saat itu, ia hanya mengucapkan terima kasih dan lebih memilih fokus merenovasi Pura Luhur Seseh.

Namun dorongan serupa muncul lagi pada Parum Semeton Puri, Minggu 13 Agustus 2023, dan mendapat dukungan penuh, termasuk dari masyarakat 38 desa adat anggota Mangu Kerta Mandala.

Akhirnya, dengan pertimbangan menjaga tradisi (dresta) puri, meningkatkan kualitas keimanan, dan memastikan Puri Ageng Mengwi tetap hidup dalam sejarah, AA Gde Agung menyetujui. Besok ia akan resmi menjalani Mebhiseka Ida Cokorda.

Sebagai orang kelahiran puri, AA Gde Agung sadar bahwa puri hanya bermakna jika mampu melaksanakan tiga hal: menjaga ajaran agama Hindu sesuai drasta, menjalani etika moral (sesana puri), dan melaksanakan swadarmaning puri – kewajiban skala maupun niskala demi masyarakat.

“Kalau semua itu tidak dilakukan, puri akan kehilangan maknanya,” ujarnya.

AA Gde Agung berharap prosesi besok berjalan lancar. Ia juga meminta doa restu kepada masyarakat dan asta puri agar upacara ini benar-benar menjadi jalan menjaga tradisi sekaligus pengabdian untuk Mengwi.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved