Jalan Rusak di Bali

DAMPAK Jalan Jebol Bajra Tabanan, Disperindag Gianyar Antisipasi Lonjakan Harga Pangan

Dewa Raka mengungkapkan, sebenarnya beberapa komoditi juga disediakan oleh petani lokal dan didatangkan dari Lombok atau NTT.

Instagram @jogzz
JALAN JEBOL - Sebuah jalan utama di Tabanan amblas usai diterjang hujan deras sehingga membuat kemacetan parah di jalur utama menuju Bedugul. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Jebolnya jalan nasional di kawasan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Bali, yang berdampak pada pengalihan arus lalu lintas jalur Denpasar - Jembrana.

Diprediksi akan berdampak, pada harga kebutuhan pokok di Kabupaten Gianyar. Hal tersebut dikarenakan selama ini, Gianyar masih banyak tergantung pada komoditi yang berasal dari Jawa.

Mulai dari sembako, tak terkecuali bahan upakara, seperti jamur hingga kelapa. Ditakutkan, rute perjalanan pengangkut komoditi yang relatif jauh, karena harus melintasi Buleleng akan meningkatkan harga jual komoditi dari penyedia. 

Baca juga: AMBLES Jalan Bajera! Lalin Kendaraan Besar Dialihkan ke Bedugul, Organda: Biaya Operasional Nambah 

Baca juga: Hari ke-8 Pencarian, Tim SAR Gabungan Evakuasi 2 Jenazah KMP Tunu Pratama Jaya 

Kabid Industri dan Agro Disperindag Gianyar, Dewa Nyoman Raka, Rabu 9 Juli 2025 mengatakan, dalam mengantisipasi lonjakan harga, pihaknya terus melakukan pemantau ke pasar-pasar tradisional, memastikan tidak ada yang menimbun sembako, agar harga tetap bisa terjaga.

"Kita pastikan bahwa stok sembako di pasar aman, supaya tidak terjadi inflasi akibat pengalihan jalur akibat jalan jebol di Tabanan," ujarnya.

Menurut Dewa Raka, sampai saat ini, belum ada dampak terhadap stok sembako dan fluktuasi harga. Namun, ke depan, Disperindag Gianyar khawatir akan ada dampak karena kiriman yang sejak dua hari lalu mulai tersendat. 

"Dari pantauan sementara, pasokan dari Jawa masih terdistribusi, karena pengirim pasokan juga harus segera tiba di Gianyar, terutama jenis sayur, kalau tidak segera sampai, jenis sayur ini akan busuk dalam truk," ujarnya.

Dia mengungkapkan, bahwa banyak komoditi yang dijual di Gianyar masih mengandalkan pasokan dari Jawa, seperti bumbu dapur dan kebutuhan lain, sehingga bila pengiriman mengalami hambatan akan berdampak pada kenaikan harga. 

"Pasokan dari Jawa umumnya meliputi bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, ikan lele, dan sebagian kebutuhan upakara masyarakat Hindu Bali," ujarnya.

Dewa Raka mengungkapkan, sebenarnya beberapa komoditi juga disediakan oleh petani lokal dan didatangkan dari Lombok atau NTT.

Namun jumlahnya relatif terbatas. Karena itu, Disperindag Gianyar akan terus melakukan pemantauan dan bila ada harga kebutuhan pokok yang mengalami fluktuasi, akan  secepatnya dicarikan jalan keluar. 

"Untuk kebutuhan utama, beras, stok beras di Bulog masih aman, setidaknya sampai kondisi arus lalu lintas di Desa Bajra kembali normal," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved