bisnis

NIHIL Beras Oplosan, Satgas Pangan Polda Bali Sidak Pusat Belanja, Pedagang Pasar &Supermarket Resah

Pihaknya mengingatkan bahwa pelaku usaha untuk tidak coba-coba melakukan kecurangan dengan cara mengoplos beras.

TRIBUN BALI/ADRIAN AMURWONEGORO
SIDAK - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, Kombes Pol. Teguh Widodo memimpin sidak beras oplosan di sejumlah tempat di Kota Denpasar, pada Selasa (22/7). Dalam sidak ini, tim tidak menemukan beras oplosan yang beredar di pasaran. 

TRIBUN-BALI.COM - Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Bali bersama Dinas Pertanian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Bulog melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik distribusi pangan di Provinsi Bali, Selasa (22/7). Sidak tersebut menindaklanjuti maraknya isu beras oplosan yang meresahkan masyarakat.

Peredaran beras oplosan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Isu ini menghebohkan publik setelah diungkap Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).

Ada 212 merek beras oplosan yang beredar yang melibatkan brand-brand besar. Beras oplosan ini beredar luas di pasar tradisional, mini market hingga super market modern. Konsumen merasa dirugikan karena membeli beras dengan harga lebih mahal dengan kualitas lebih rendah.

Baca juga: KAPAL Cepat Banyuwangi-Denpasar Uji Coba, Waktu Tempuh 2,5 Jam, Angkut 400 Penumpang, Ini Biayanya!

Baca juga: SENGGOL BACOK! IKE Ngaku Menyesal Setelah Tusuk Anak di Bawah Umur, Pelaku Sedikit Mabuk

SIDAK - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, Kombes Pol. Teguh Widodo, S.I.K., M.M memimpin sidak beras oplosan di sejumlah tempat di Kota Denpasar, Bali, pada Selasa 22 Juli 2025.
SIDAK - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Bali, Kombes Pol. Teguh Widodo, S.I.K., M.M memimpin sidak beras oplosan di sejumlah tempat di Kota Denpasar, Bali, pada Selasa 22 Juli 2025. (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Sidak dipimpin Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Bali, Kombes Pol Teguh Widodo. Tim mendatangi sejumlah tempat seperti tempat penggilingan padi di Jalan Kebo Iwa, Pasar Badung dan pusat perbelanjaan Tiara Dewata, Denpasar.

Tim Satgas Pangan berdialog secara langsung dengan pihak terkait di setiap titik sidak. Hal ini untuk memastikan tidak ada beras oplosan yang beredar di Provinsi Bali.

Tak hanya itu, kualitas beras yang dijual juga langsung dicek dengan seksama. Upaya ini dilakukan sebagai tindak lanjut dugaan kecurangan penjualan beras, khususnya beras oplosan kualitas medium yang dijual dengan label premium.

Di Tiara Dewata, Tim Satgas Pangan membuka kemasan dan memeriksa langsung 2 contoh kemasan beras premium yang memang tidak didapati adanya kekhawatiran terkait beras oplosan. Begitu pula sidak di tempat penggilingan padi di Jalan Kebo Iwa. Dari pantauan di lapangan, aktivitas pekerja terlihat dan produksi terlihat normal. 

Kombes Teguh memastikan hasil dari sidak kali ini nihil temuan atau tidak ditemukan indikasi adanya beras oplosan yang beredar setelah pengecekan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penggilingan padi hingga pasar tradisional dan supermarket. 

“Kami cek langsung ke lapangan bersama instansi terkait. Untuk wilayah Bali, terutama kategori beras premium, seluruhnya masih sesuai standar. Tidak ada indikasi beras medium yang dikemas ulang dan dijual dengan harga premium,” ujarnya. 

“Beras premium dan medium dijual sesuai dengan kualitasnya. Berat jenis sesuai, tidak ada pengurangan berat atau pemalsuan label,” imbuhnya.

Menurut dia, pengecekan ini bukan kali pertama dilakukan. Ditegaskan pihak melakukan juga pengawasan terhadap distribusi bahan pangan sudah dilakukan rutin setiap hari guna memastikan ketersediaan dan kestabilan harga kebutuhan pokok. 

Dikatakan, sidak ke depan juga terus digencarkan secara berkelanjutan oleh Satgas Pangan. “Hari ini (kemarin) kami memastikan saja mengecek langsung kondisi riil di lapangan. Apakah memang berita beras oplosan ada di provinsi kita (Bali)? Ternyata tidak kami ditemukan,” jelasnya.

“Kualitas, kemasan, dan berat jenis beras yang kami temukan semuanya sesuai,” sambung dia.
Kombes Teguh mengimbau masyarakat untuk pro aktif melaporkan jika menemukan indikasi beras oplosan. “Jika ada masyarakat melihat langsung atau mendapatkan informasi kredibel, segera laporkan ke Satgas Pangan Polda Bali,” pesannya. 

Peredaran beras oplosan tidak hanya merugikan konsumen, namun pedagang yang berjualan secara jujur. “Pedagang yang menjual beras premium bisa kalah saing karena beras medium dijual seolah-olah premium, dan ini menimbulkan keresahan di kalangan mereka,” ujarnya.

“Adanya beras oplosan tentunya akan berpengaruh (pada harga). Kecurangan pelaku usaha ingin mendapatkan keuntungan yang besar dengan cara tidak benar menyalahi aturan,” jabar Kombes Teguh.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved