Bisnis

Bumilangit Entertainment Kembangkan Intellectual Property Industri Kreatif Lokal

Otis menegaskan konsistensi distribusi konten di berbagai platform menjadi kunci dalam membangun keterikatan emosional dengan audiens.

DOK. BUMILANGIT ENTERTAINMENT VIA KONTAN
INDUSTRI KREATIF - Strategic Partner & Chief of Commercial Officer Bumilangit Entertainment Corpora, Otis Hahijary menyampaikan potensi industri kreatif dan Intellectual Property Indonesia berkembang di industri kreatif internasional, dalam diskusi industri kreatif di Jakarta, Kamis (24/7). 

TRIBUN-BALI.COM - Di tengah tantangan perekonomian saat ini industri kreatif Indonesia menyimpan optimisme. 

Ada beberapa peluang yang mendasari optimisme tersebut.  Data tahun 2024 mencatatkan rekor, di mana sebanyak 80,21 juta penonton Indonesia memilih menonton film lokal di bioskop.

Strategic Partner & Chief of Commercial Officer PT Bumilangit Entertainment Corpora, Otis Hahijary melihat, arah baru ekosistem hiburan Indonesia, dalam hal ini industri kreatif,  memiliki peluang besar berkembang dari  nasional  menuju panggung  internasional melalui kekayaan intelektual alias intellectual property.

Otis mencontohkan, karakter lokal seperti  Gundala, Sri Asih dan Virgo menuju level global melalui lisensi karakter, kolaborasi internasional, dan penetrasi multiplatform.  

Baca juga: DISDUKCAPIL Denpasar Manfaatkan Hari Minggu Beri Pelayanan Jemput Bola Dokumen Kependudukan

Baca juga: TRADISI Sapi Gerumbungan di Lovina Festival 2025, Unik dan Menghibur Masyarakat Sejak 1923 Silam

“Indonesia tidak kekurangan cerita, tidak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah ekosistem dan keberanian untuk melompat,” ujar Otis, Kamis (24/7). 

Bumilangit Entertainment Corpora yang selama ini dikenal sebagai rumah dari karakter superhero lokal. Rumah produksi tersebut terbilang cukup  berhasil mengusung pendekatan multiplatform untuk menjangkau pasar yang luas.

Otis menegaskan konsistensi distribusi konten di berbagai platform menjadi kunci dalam membangun keterikatan emosional dengan audiens.

Sejak tahun 2020 hingga 2024, melalui kekayaan intelektual, Jagat Sinema Bumilangit telah berhasil menjangkau lebih dari 15 juta penonton di layar kaca. Termasuk melalui penayangan di televisi maupun platform over the top (OTT), seperti Netflix dan Disney+.

Film Gundala (2019) mencatat 1,7 juta penonton bioskop dan menjadi pemantik  lahirnya  ikon hero  sinematik lokal.  

Data tahun 2024 juga  mencatatkan  rekor baru. Sebanyak 80,21 juta penonton Indonesia memilih menonton film lokal di bioskop. Hitungannya produk dalam negeri yang kini mencapai 65 persen pangsa pasar.

Melihat peluang tersebut, Jagat Sinema Bumilangit menggandeng  HB Entertainment (Korea Selatan) dan Teddy Park dari YG Entertainment. Karakter Virgo and The Sparklings meurut rencana  akan diadaptasi menjadi serial K-Drama internasional, 

Bumilangit Entertainment Corpora kini juga aktif mengembangkan karakter iko, seperti Si Bulan dan Gundala & Friends, ke dalam ranah edukasi, merchandise, animasi, hingga game. Karakter Si Bulan bahkan telah mencetak lebih dari 510 juta views organik di YouTube dalam 12 bulan terakhir.

Terkait penggunaan teknologi  kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dalam industri kreatif, menurut dia, bisa menjadi alat bantu produktivitas. “Tapi yang tak bisa digantikan adalah rasa, konteks budaya, dan jiwa dari sebuah karakter lokal. AI hanya memperkuat, bukan menggantikan,” tegasnya. (kontan)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved