Kongres PDIP di Bali
Pesan Tersembunyi di Balik “Kemesraan” Puan dan Prananda Depan Megawati di Bali
Pada Bimtek PDIP di Sanur, Bali, terlihat kedekatan putra dan putri Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada Bimtek PDIP di Sanur, Bali, terlihat kedekatan putra dan putri Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, yakni M Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
Di momen tersebut, terlihat Prananda Prabowo tampak terlihat merangkul akrab Puan Maharani di depan Megawati Soekarnoputri.
Saat itu, keduanya tengah mengantar Megawati Soekarnoputri yang akan memberikan pengarahan kepada anggota DPR RI, DPRD Provinisi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Bali Beach Convention Center.
Prananda dan Puan Maharani tampak akrab hangat dan berbincang sambil berjalan.
Megawati yang berjalan di sisi kiri, tampak tersenyum melihat momen keakraban kedua anaknya tersebut.
Keakraban itupun menyedot perhatian publik.
Baca juga: Bimtek PDIP di Bali Super Ketat, Kencing Pun Harus Scan Barcode
Tidak Ada Sekat Pemisah
Menurut Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institute, Dr Ari Junaedi, foto keakraban antara putra-putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yakni Prananda yang merangkul adiknya Puan Maharani, memang sarat dengan semiotika simbolik.
Secara politis, kata Ari, makna tersebut memberi simbol bahwa dalam relasi kekeluargaan yakni cucu-cucu Bung Karno kompak dan tidak ada masalah.
"Asumsi sebagian orang bahwa hubungan pribadi di"antara anak-anak Megawati bermasalah nyatanya tidak,” kata Ari Junaedi saat dihubungi Tribunnews, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Hadiri Bimtek PDIP di Bali, Adian Napitupulu Sebut Tidak Ada Pembicaraan Terkait Kongres
Ari juga menilai, simbol politiknya adalah adanya kesolidan dan kekompakan di PDIP.
Sehingga simbol ini memberi pesan kepada kader-kader banteng tidak ada masalah di pucuk pimpinan partai.
Sedangkan, dari sisi makna, foto keakraban Prananda dan Puan Maharani bermakna dalam, yakni tidak adanya sekat pemisah seperti yang dispekulasikan sebagian pihak.
"Dalam semangat gotong-royong di PDIP, keakraban menjadi makna segala persoalan yang terjadi di tubuh partai bisa dipecahkan dan diselesaikan dengan rasa persaudaraan. Ajaran Bung Karno yang tidak lain adalah kakek mereka jelas menyebut kekeluargaan adalah di atas segalanya," ungkapnya.
Sementara, dari aspek kode, Ari menyebut foto ini mengisyaratkan menjelang gelaran Kongres PDIP mendatang, tidak ada yang namanya faksi-faksi di tubuh banteng.
Baca juga: MEGAWATI Hadiri ke Bimtek PDI Perjuangan di The Meru, Didampingi Prananda Prabowo
"Tidak ada pemilahan kubu situation room yang digawangi Prananda atau faksi Senayan yang dikomandoi Puan, semuanya lebur menjadi satu sebagai keturunan biologis maupun ideologis Soekarno," ujarnya.
Dari aspek interpretasi politik dari foto keakraban tersebut, Ari mengatakan hal tersebut jelas menyiratkan bahwa seluruh kader PDIP termasuk anak-anak kandung Megawati tidak ada keretakan hubungan bahkan menunjukkan adanya kelompakan semangat bersatu.
Tentunya, hal ini mengingat PDIP sekarang ini menjadi satu-satunya kekuatan ‘oposisi’ atau mitra strategis di luar pemerintahan, selain Nasden, yang berdiri di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Tentu saja semangat ‘oposisi yang dibangun PDIP adalah kekuatan oposisi kritis yang konstruktif," tandasnya.
PDIP saat ini tengah diwarnai oleh dinamika internal yang melibatkan dua faksi besar, yang semakin mencuat menjelang Kongres VI partai.
Dua faksi utama itu adalah:
Faksi Puan Maharani
Yang dianggap sebagai faksi yang moderat dan pro-pemerintah.
Mendukung PDIP untuk bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto
Didukung oleh kalangan senior partai dan memiliki legitimasi historis sebagai putri Megawati Soekarnoputri
Faksi Prananda Prabowo
Cenderung lebih progresif dan modern
Ingin PDIP berada di luar pemerintahan sebagai oposisi
Beroperasi di balik layar, namun punya pengaruh besar dalam strategi dan kampanye partai
Pemicu Ketegangan
Ketidaksepakatan soal arah politik PDIP pasca-Pilpres 2024
Pertemuan tertutup antara Megawati dan Prabowo memicu spekulasi dan memperdalam jurang antara dua faksi
Penundaan Kongres VI PDIP karena belum ada titik temu terkait sikap partai terhadap pemerintahan
Analisis Politik
Pengamat menilai konflik ini sebagai pertarungan arah ideologis dan kepemimpinan masa depan PDIP
Isu suksesi Megawati sebagai Ketua Umum turut memperkeruh suasana, karena baik Puan maupun Prananda dianggap sebagai calon kuat pengganti
Konflik dua faksi ini bukan sekadar perebutan kekuasaan, tapi juga soal identitas dan posisi strategis PDIP dalam lanskap politik nasional. (*)
Artikel lainnya di PDIP
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Momen Kebersamaan Prananda Prabowo-Puan Maharani Gugurkan Spekulasi Keretakan di Internal PDIP
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.