Bali United
Plafon Ruang Kelas Rusak, Ruang Guru Rusak dan Status Lahan, SMA Satap Kondisinya Memprihatinkan
Plafon ruang kelas rusak, tidak ada fasilitas, laboratorium, ruang praktik kosong, hingga ruang guru juga sudah dalam keadaan rusak.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Destinasi wisata Nusa Lembongan yang mendunia, ternyata belum berimbas banyak terhadap kondisi fasilitas pendidikan di wilayah tesebut.
Misalnya SMA Satu Atap (Satap) Nusa Penida, yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Plafon ruang kelas rusak, tidak ada fasilitas, laboratorium, ruang praktik kosong, hingga ruang guru juga sudah dalam keadaan rusak.
Baca juga: Duel Persebaya Surabaya vs Bali United, Irfan Jaya Fokus Lawan Mantan Demi 3 Poin di Super League
Kondisi itu terungkap ketika Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Suwirta, meninjau sekolah pada Rabu (20/8).
Suwirta yang dulu merintis pendirian sekolah tersebut saat masih menjabat sebagai Bupati Klungkung, tak bisa menyembunyikan rasa prihatin.
“SMA ini dulu saya bangun agar anak-anak Lembongan bisa sekolah setingkat SMA tanpa menyeberang ke daratan. Konsepnya sekolah plus, ada tambahan pelajaran pariwisata. Tapi sekarang kondisinya jauh dari harapan. Tidak ada laboratorium, ruang praktik nihil, ruang guru pun tidak layak,” ujarnya, Kamis (21/8).
Padahal sekolah tersebut berdiri di kawasan yang dikenal sebagai kampung turis.
Di tengah geliat vila mewah, restoran, dan lalu lalang wisatawan mancanegara, anak-anak Lembongan justru harus belajar dengan fasilitas seadanya.
Masalah lainnya, status lahan sekolah itu juga menjadi kendala.
Sampai saat ini, SMA Satap berdiri di atas tanah hibah Desa Adat Lembongan, berdampingan dengan SMPN 4 Nusa Penida.
“SMA ini butuh ruang berkembang, tapi tidak ada lahan. Saya akan koordinasi dengan Bupati Klungkung, kemungkinan sebagian lahan SMPN 4 bisa dimanfaatkan untuk pengembangan,” kata Suwirta.
Ia menambahkan, jika langkah itu ditempuh, SMPN 4 juga akan mendapat kompensasi berupa Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk memperkuat fasilitasnya.
“SMP ini juga kondisinya belum maksimal, ada plafon jebol, ruang kusam, halaman berdebu. Jadi solusinya harus win-win,” jelasnya.
Baca juga: Duel Persebaya Surabaya vs Bali United, Irfan Jaya Fokus Lawan Mantan Demi 3 Poin di Super League
Selain itu, Suwirta mengingatkan pentingnya kepedulian sekolah terhadap masalah sampah, serta mendorong pihak SMPN 4 aktif menjalin komunikasi dengan pemerintah.
“Kalau tidak sering diingatkan, bisa saja kami lupa dalam proses penganggaran,” ujarnya sambil tersenyum. (mit)
Dukung Penuh Rencana Suwirta
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, Ketut Sujana, yang turut menanggapi rencana tersebut, menyatakan dukungan penuh.
Menurutnya, pemanfaatan lahan SMPN 4 untuk SMA Satap harus dibicarakan lebih intensif, terutama menyangkut aset daerah.
“Ini harus duduk bersama dengan bagian aset Pemkab Klungkung.
Harus ada solusi yang menguntungkan semua pihak, karena SMP juga masih ada kebutuhan. Kompensasinya seperti apa, nanti kita pikirkan bersama. Apalagi kewenangan SMA ada di Pemprov Bali,” jelas Sujana.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan di Nusa Penida adalah hal yang tidak bisa ditawar.
“Ini soal masa depan anak-anak kita di Lembongan. Saya sangat mendukung upaya ini agar mereka mendapatkan pendidikan berkualitas,” ungkap Sujana. (mit)
Bekal Berharga Putu Panji Cs ke Piala Dunia, Kapten Timnas U-17 asal Bali Terlecut Dukungan Suporter |
![]() |
---|
BALI United Update, Tantangan Bruijn di Super League 2024/2025 |
![]() |
---|
FOKUS Lawan Mantan, Irfan Jaya Bidik Poin Penuh di Laga Pekan ke-3, Misi Tak Mudah Skuad Johnny |
![]() |
---|
Sosok Eka Darwan Pembuat Topeng Raksasa Rama-Laksmana di Bulfest 2025, Butuh Sampah Plastik 2,38 Ton |
![]() |
---|
Duel Persebaya Surabaya vs Bali United, Irfan Jaya Fokus Lawan Mantan Demi 3 Poin di Super League |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.