Sponsored Content
Berlandaskan Tri Hita Karana, Bank Indonesia Dukung Ekonomi Hijau di Bali
Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung transformasi ekonomi Bali berbasis hijau dan berkelanjutan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Dorong perekonomian Bali tumbuh kuat, inklusif, dan berkesinambungan, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung transformasi ekonomi Bali berbasis hijau dan berkelanjutan. Ekonomi hijau menjadi peluang diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM hijau, desa wisata berbasis ekowisata, komoditas lokal, serta pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan.
Selain itu, pembangunan ekonomi hijau sejalan dengan program Pemerintah yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam mencapai pertumbuhan jangka panjang. Pengembangan ekonomi hijau di Bali tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi, tetapi juga mendukung positioning Bali sebagai landmark global pariwisata hijau dan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Berkaitan dengan hal tersebut dan untuk mendukung program transformasi ekonomi Bali melalui diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis ekonomi hijau, serta sejalan dengan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, Bank Indonesia menyelenggarakan seminar strategis yang diberi nama Bali Green Economy Forum (BGEF) tahun 2025 dengan tema “Membangun Ekonomi Inklusif, Hijau dan Berdaya Saing Global” pada, Jumat 24 Oktober bertempat di Bali Beach Convention Center.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja mengatakan ekonomi Bali tumbuh sebesar 5,95 persen pada triwulan II 2025, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang mencapai 5,12 persen. Hal ini mencerminkan bahwa roda perekonomian Bali terus berjalan cukup kuat di sektor pariwisata dan juga sektor-sektor lainnya yang cukup tinggi.
“Prestasi peningkatan ekonomi sejatinya itu senantiasa harus diiringi dengan indikator kualitas hidup. Tapi ternyata indikator tersebut belum berjalan beriringan. Kita lihat bahwa indeks kualitas lingkungan hidup di Bali ini belum mencapai target di tahun 2025 di mana di sini baru mencapai 71,38 persen,” jelas, Erwin.
Lebih lanjutnya, Erwin menyebutkan Kementerian Lingkungan Hidup juga mencatat penurunan kualitas air dan juga konversi lahan hijau adalah sebagai faktor utama yang mempengaruhi capaian indeks tersebut. Indeks kualitas air menurun juga pada indeks kualitas tutupan lahan sebab alih fungsi lahan dan hutan yang kemudian dibangun menjadi akomodasi seperti hotel.
“Jadi harusnya prestasi di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ini yang semakin meroket kemudian harusnya tidak bisa membuat kita berpuas diri. Karena pertumbuhan yang paling hakiki adalah pertumbuhan yang mampu menumbuhkan sebuah kehidupan untuk masa yang akan datang memberi impact bagi generasi masa depan yang harus kita rintis dari sekarang, yakni pertumbuhan ekonomi yang berdaya tahan dan berkelanjutan” bebernya.
Bank Indonesia melihat ada tiga hal penting yang perlu menjadi strategi visioning dalam pembangunan Bali yang mampu tumbuh lebih cepat lagi dan berdaya tahan. Pertama visioning Bank Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi Bali harus berkelanjutan. Ini, memungkinkan Bali untuk tumbuh tanpa kerusakan dan modal alam. Bila ini dapat dipertahankan maka akan berdampak positif terhadap semakin tipisnya gap kemiskinan, dan juga pembangunan yang tidak merata.
Beberapa proyek hijau di sektor petanian, berkelanjutan ke hutanan, dan infrastruktur ini harus terus ditingkatkan.
Kedua, visioning Bank Indonesia dapat terus menciptakan masyarakat Bali untuk hidup lebih sehat dan juga berkualitas. Karena itu perlu memikirkan bagaimana agar dapat mengurangi polusi udara, air, dan juga memperbaiki kualitas hidup warga. Karena ini akan berujung pada penurunan biaya kesehatan dari masyarakat. Dan yang ketiga tentunya visioning Bank Indonesia adalah bagaimana membangun sektor pariwisata itu untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan tetap menjaga harmoni dan alam. Bali itu sudah menjadi ikon pariwisata dunia dan Bali menjadi ikon yang wonderful Indonesia sehingga perlu terus dilestarikan.
“Berbekal dari tiga hal tersebut Kantor Perwakilan BI Bali menyelenggarakan Bali Green Economy Forum, untuk pertama kalinya diadakan dan mudah-mudahan event ini bisa terus dilakukan pada setiap tahun, guna memunculkan semangat kolaborasi antara kita semua untuk dapat menumbuhkan ekonomi hijau dan juga supaya ekonomi hijau itu menjadi _top of mind_ kita di dalam kita bertindak dan juga di dalam _strategic action_-nya serta menjadi jiwa untuk membangun Bali, berlandaskan Tri Hita Karana,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi pada acara tersebut memaparkan, kontribusi terhadap PDB dengan targetnya di Tahun 2025 mencapai 5,54 persen. Kemudian ekspor di semester pertama ini, Indonesia sudah mencapai target hampir 50 persen. Dari target 26,4 miliar dollar sudah tercapai Rp12,89 miliar. Target investasi, dari Rp136 triliun sudah tercapai Rp90,12 triliun, atau sudah mencapai 60 persen lebih. Dan tenaga kerja ekonomi kreatif di Tahun 2013 itu baru sekitar 17 juta, sekarang sudah mencapai 26,47 juta yang bekerja di bidang ekonomi kreatif.
“Kaitannya dengan ekonomi kreatif, Bali juga memiliki potensi yang luar biasa ada tiga kabupaten kota yang sudah menetapkan diri sebagai kabupaten kota kreatif ada kabupaten Gianyar dengan seni pertunjukan ada kota Denpasar dengan fashion dan kabupaten Buleleng dengan kriya atau kerajinannya,” ungkap, Cecep.
Antusiasme untuk mengembangkan desa kreatif juga sangat tinggi. Ini terbukti dari Desa kreatif terbanyak ada di Bali dengan jumlah 85 desa kreatif yang melengkapi keberadaan desa wisata yang sebelumnya lebih banyak ada di Bali.
“Kreatif ekonomi dan green ekonomi juga sama-sama menekankan inovasi tanpa inovasi green ekonomi dan kreatif ekonomi tidak bisa berjalan inovasi inilah yang dilindungi kekayaan intelektualnya dan jika dikomersilkan bisa meningkatkan nilai tambah,” tutupnya. (*)
| Tanggapi PU Fraksi DPRD, Bupati Bangli Tegaskan Rancangan APBD 2026 Bijak |
|
|---|
| KLARIFIKASI Terkait Kotak Amal Mengatasnamakan Dinsos Badung di Medsos, Ini Kata Kepala Dinas |
|
|---|
| Peringatan Sumpah Pemuda Ke-97 di Badung "Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu" |
|
|---|
| DPRD Bangli Setujui Rancangan APBD 2026, Pendapatan Daerah Dirancang Rp1,1 Triliun |
|
|---|
| Miracle Ultimate Luncurkan Treatment Baru di Bidang Facial Reshaping, Komitmen Kepuasan Pelanggan |
|
|---|
