TRIBUN-BALI.com, SEMARAPURA - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta program Keluarga Berencana agar disosialisasikan kepada warga miskin di tengah pemahaman masyarakat yang dipandang masih minim.
"Seringkali pemahaman masyarakat miskin tentang KB sangat minim sehingga hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk tidak terkendali," kata Pastika saat menghadiri acara perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-22 Tingkat Provinsi Bali Tahun 2015, di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Selasa (11/8/2015).
Menurut dia, program KB yang sejak beberapa tahun terakhir mengalami stagnansi, termasuk di Bali, harus dimantapkan kembali dan mulai menyasar ke sejumlah wilayah berpenduduk miskin.
"Yang banyak anak itu biasanya itu keluarga miskin. Jadi saya harapkan petugas-petugas KB itu hendaknya sosialisasi di wilayah-wilayah keluarga miskin itu. Jadi keliru kalau sosialisasi KB hanya di kota saja," ujarnya.
Sosialisasi KB diharapkan mampu menghilangkan lingkaran hitam yang selama ini dipercaya oleh sebagian besar masyarakat miskin bahwa semakin banyak anak, semakin banyak rezeki.
"Padahal hal tersebut akan berpengaruh terhadap pembiayaan kebutuhan yang tidak sebanding dengan kondisi keluarga yang miskin," ucapnya.
Pastika menambahkan, kesuksesan dalam menyelenggarakan program KB tidak lepas dari adanya partisipasi dari berbagai pihak khususnya lembaga-lembaga tradisional, terutama sekaa teruna atau kelompok pemuda-pemudi, banjar adat dan desa pakraman (desa adat), selain sosialisasi melalui sekolah, organisasi kepemudaan dan organisasi sosial lainnya.
Dengan adanya hal tersebut, ujar dia, sosialisasi program KB dapat dilaksanakan dengan lebih intensif dengan tetap memperhatikan kearifan lokal yang ada.
Selain itu, Gubernur Pastika juga mengharapkan program KB tidak hanya berorientasi pada pengendalian pertumbuhan penduduk secara kuantitas, tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah secara kualitas dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian Kependudukan BKKBN Pusat Flourisa Julian mengatakan, keluarga merupakan satu diantara pilar utama dalam pembangunan sehingga dalam keluarga tersebut harus mampu memberikan contoh positif bagi keluarga lainnya.
"Contoh positif tersebut dapat berupa peningkatan ketahanan dalam keluarga dan juga kesejahteraan melalui pembangunan karakter bangsa serta menjadi pengayom dan teladan yang baik bagi para generasi muda," ucapnya, seperti dikutip Antara.
Hal ini mengingat keluarga juga memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan dan menurunkan nilai-nilai budi pekerti kepada para generasi bangsa.
Lewat perayaan Harganas ini diharapkan mampu dijadikan sebagai momentum untuk menjadikan keluarga sebagai subjek dan objek sentral dalam melaksanakan pembangunan bangsa dengan mewujudkan keluarga kecil bahagia yang berkarakter dan berkualitas.
Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ayu Pastika yang dalam kesempatan tersebut adalah Ketua Umum Panitia Perayaan Harganas XXII Tingkat Provinsi Bali Tahun 2015, mengatakan, keluarga merupakan sebuah tempat untuk menanamkan nilai-nilai sosial budaya dalam aspek kegotong-royongan dan keswadayaan masyarakat yang perlu dikembangkan dalam upaya membangun bangsa.
Dalam memperingati Harganas, kata Ayu Pastika, sejumlah rangkaian kegiatan dilaksanakan diantaranya; kuliah umum Kepala BKKBN Pusat, sosialisasi pendewasaan usia perkawinan dan kesehatan reproduksi remaja, seminar penyerasian kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan dan persembahyangan bersama di Pura Watu Klotok.
Selain itu, dilakukan kunjungan ke panti asuhan, gerak jalan sehat keluarga, bakti sosial pelayanan kesehatan, KB dan pemeriksaan mata, pameran dan gelar dagang produk kelompok UPPKS dan UP2K PKK, penyerahan paket sembako serta penyerahan hadiah perlombaan yang diserahkan secara langsung oleh Gubernur Pastika. (*).