Pura Penataran Ped

Jangan Gunakan Saput Poleng Sembahyang di Pura Penataran Ped, Nusa Penida

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ulam Ageng Pelinggih di Pura Segara. Setiap pemedek mulai tahapan persembahyangan dari pura ini dilanjutkan ke Pura Taman, Pura Ratu Gede, terakhir di Pura Penataran Agung.

Laporan Wartawan Tribun Bali, AA Putu Santiasa

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Salah satu pelinggih di Pura Penataran Ped yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung adalah Pura Ratu Gede. Pura ini dipercaya sebagai tempat berstananya Ratu Gede Mas Mecaling, seorang raja yang pernah memimpin bumi Nusa Penida, Klungkung, Bali.

Menurut Jero Mangku Made Septarawan, Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling memiliki nama lain yakni Ratu Bhatara Gede Sakti.

Jika orang-orang menyebutnya seperti hal itu merupakan daya  tangkap rasa pemedek tersebut.

“Banyak orang yang menyebutkan Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling. Kita tidak bisa salahkan juga, kan sah-sah saja dalam hal penamaan,” jelasnya.

Selebihnya Jero Mangku tersebut tidak berkenan menjelaskan tentang siapa Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling tersebut.

Sebab, ada  purana Pura Penataran Ped yang dapat dijadikan referensi.

Berdasarkan Purana Pura Penataran Ped dikisahkan keberadaan Pura Panataran Ped yang dulunya disebut Pura Dalem Nusa, merupakan tempat I Gede Mecaling melaksanakan tapa brata.

Di sana I Gede Mecaling memuja Ida Bhatara Siwa memohon untuk menunggalkan bayu, sabdha dan idepnya.

Turunlah Hyang Bhatara disertai dengan angin kencang, kilat dan petir.

Saat itulah I Gede Mecaling dianugerahi oleh Bhatara Siwa berupa ajian Kandhasanga.

Tiba-tiba rupa I Gede Mecaling berubah. Badannya bertambah besar nan tinggi, kulitnya berwarna hitam, raut wajahnya menyeramkan.

Taringnya bertambah tajam dan panjang.

Suaranya pun menggetarkan dunia.

Kemudian diutuslah Bhatara Indra untuk menaklukkan I Gede Mecaling, akhirnya taringnya dipotong oleh Ida Bhatara Indra.

Halaman
123

Berita Terkini