Smart Woman

Sudah Hasilkan Ratusan Karya Sastra, Gadis Ini Sering Cari Inspirasi dalam Angkutan

Editor: gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ni Made Purnamasari

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anisa Hidayat

TRIBUN-BALI.COM – Puluhan bahkan ratusan karya sudah dihasilkan oleh Ni Made Purnamasari. Karya-karyanya sudah banyak bertebaran. Ia pun sudah malang melintang di sejumlah negara terkait karyanya. Tak jarang sejumlah karya-karya seperti puisi ini ia hasilkan dari dalam angkutan.

“Dalam menulis sering menemui kebuntuan. Untuk mengatasi itu, saya suka berjalan-jalan. Saya senang mencoba rute angkutan umum yang baru, duduk di stasiun atau halte dan melihat orang-orang lewat. Saya pun mendapat ide ternyata sebuah kota, manusia, dan hidup punya banyak sisi yang tidak kita duga,” kata Ni Made Purnamasari, beberapa waktu lalu.

Dari tempat-tempat inilah karya perempuan yang lahir di Klungkung, 22 Maret 1989 ini diciptakan. Karyanya banyak bercerita tentang pencarian. Seperti buku antologi puisinya yang berjudul Bali-Borneo.

“Dari karya sederhana ke pencarian, dari cerita sehari-hari hingga pertanyaan tentang diri, juga keraguan akan kenyataan. Bali-Borneo mencerminkan semua hal tersebut. Sebuah jalinan imaji perihal pertemuan, pengembaraan, serta lirihnya igau lamunan,” ungkap Purnamasari.

Antologi puisi ini keseluruhannya terinspirasi dari Pulau Dewata serta sebuah puisi yang bejudul Borneo. Pada 2014, buku ini mendapat penghargaan sebagai Buku Pilihan Anugerah Hari Puisi 2014 dari Yayasan Sagang dan Indopos. Karya-karya puisinya pernah dimuat di Kompas Minggu, Koran Tempo, Media Indonesia dan media lainnya.

Puisinya juga telah dibukukan, termasuk dalam Buku Antologi 100 Puisi Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana 2007 serta buku antologi Temu Penyair 5 Kota di Payakumbuh yang berjudul “Kampung Dalam Diri”.

“Puisi yang saya tulis banyak bercerita tentang pengalaman saya dalam memaknai hidup. Saya tidak terfokus untuk membuat puisi mengenai satu tema tertentu. Apa yang saya temukan, apa yang saya rasakan, apa yang saya ingin ketahui dan bahkan apa yang saya ragukan, kadangkala mewujud dalam puisi,”  jelasnya.

Tidak hanya sukses berkarya dalam puisi, sejak masih remaja, cerpen-cerpennya juga pernah meraih beberapa penghargaan. Ia juga turut dalam program Penulisan Cerita Rakyat dari Pusat Bahasa Jakarta tahun 2010.

Tak hanya itu, ia pun kerap menjuarai berbagai perlombaan baca puisi, cerpen dan beberapa kali terpilih sebagai pemeran terbaik wanita dalam lomba drama modern di Kota Denpasar. Sastra adalah dunianya, sebuah ruang untuk berkarya dan mengenal makna kehidupan.

Ni Made Purnamasari kini mendapatkan beasiswa penelitian dari Frans Seda Foundation dan Universitas Indonesia untuk melakukan riset sosial budaya bekerjasama dengan Universitas Tilburg, Belanda.

Beberapa waktu yang lalu ia juga diundang dalam Emerging Writers Festival 2015 di Melbourne, Pembacaan Sajak di Monash Asia Institute, serta Salihara International Literary Biennale 2015.

Wakili Bali dalam Ajang Penulis Australia

Ni Made Purnamasari terpilih sebagai partisipan program pertukaran bersama penulis Indonesia lainnya yaitu M. Aan Mansyur dalam Emerging Writers Festival Australia 2015 di Melbourne. Perempuan kelahiran Klungkung ini mewakili Bali dalam ajang tersebut.

Bertemu dengan para penulis dan bertukar ide, adalah hal yang paling dinantinya. Menurutnya, bertemu untuk mendengar gagasan-gagasan mereka akan sangat menyenangkan, termasuk karya-karya terkini yang dibuatnya. Purnamasari yakin itu akan membantu untuk lebih mengenal kebudayaan masyarakat Australia di masa sekarang.

Halaman
12

Berita Terkini