TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Masyarakat Banjar Sindu, Desa Sayan, Ubud kini hidup dalam teror ular misterius.
Hal tersebut terjadi setelah seorang buruh bangunan dinyatakan tewas dipatok ular, Jumat (5/8/2016) pagi.
Beberapa pawang ular dan masyarakat berusaha mencari ular berbahaya yang diduga bersarang di kawasan Banjar Sindu itu.
Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Karena khawatir akan timbul korban jiwa, para orangtua melarang anak-anaknya bermain di luar rumah tanpa pengawasan orang dewasa.
Sebab, keadaan lingkungan di Banjar Sindu dikelilingi lahan persawahan dan semak belukar.
Kepala Desa Sayan, Anak Agung Gede Agung mengatakan ini merupakan kasus pertama yang terjadi.
Bahkan, kata dia, sebelumnya tidak pernah ada warga yang melihat adanya ular berbahaya di kawasan Desa Sayan, Banjar Sindu.
Ia berharap masyarakat yang melihat ular berwarna hitam itu agar segera melaporkan ke prajuru setempat.
“Biasanya gak ada ular dan ini khasus pertama kali terjadi. Semoga tidak terulang lagi,” ucapnya.
Kanit Reskrim Polsek Ubud, Iptu Hadimastika Karsito Putro, Jumat (5/8/2016) mengatakan, korban yang tewas dipatok ular tersebut ialah Karmin (31) warga Jember yang bekerja sebagai buruh bangunan di proyek milik Anak Agung Rai di Banjar Sindu.
Kata Karsito, Kamis (4/8/2016) sekitar pukul 23.00 Wita, korban melihat dua ekor ular kecil berwarna hitam di bawah tangga proyek.
Karena merasa terganggu oleh hewan vertebrata tersebut, Karmin lantas menangkapnya menggunakan tangan kirinya.
Namun saat berada dalam genggaman, ular tersebut mematuk tangan Karmin.
Seketika Karmin lalu melemparkan ular tersebut ke semak-semak.
Namun sayangnya, Karmin tidak menganggap serius patokan ular itu sehingga tak menceritakannya pada teman-temannya.
Sekitar pukul 00.30 Wita, korban membangunkan seorang temannya, Budi (30).
Kepada temannya tersebut, korban mengaku mengalami pusing.
“Saat tengah malam, korban membangunakan temannya dan korban ngaku pusing. Tapi sayangnya bukan meminta berobat, korban malah curah, lalu keduanya tidur lagi,” ujar Karsito.
Namun, Jumat (5/8/2016) pukul 04.00 Wita, korban membangunkan teman-temannya dan menceritakan pada teman-temannya bahwa dia telah terpatok ular.
Namun teman-temannya tidak berbuat apapun, hingga pukul 06.00 Wita racun ular mulai bekerja.
Saat itu tubuhnya menggigil dan beberapa kali pingsan.
Oleh teman-temannya, korban dilarikan ke Puskesmas II Ubud.
“Setelah korban menggigil, lalu dibawa ke puskesmas. Tapi belum beberapa menit, korban meninggal. Dokter menyatakan dia tewas karena racun ular,” ujar Karsito.