"Monyet disini sekarang terpecah menjadi dua kelompok, kelompok pertama di sekitaran makam dan yang kedua di dekat Komplek Perumahan", jelas wakil dari juru kunci makam Sanudin.
Ia menilai kalau monyet ini seperti tidak senang dengan pemimpin kelompoknya, sehingga ada yang bertengkar seakan ingin mengkudeta kekuasaan.
Akhirnya kelompok tersebut terpecah menjadi dua kelompok besar.
"Awalnya seluruh kelompok monyet ini berada di satu titik dekat seputaran makam, tetapi karena mereka bertengkar berebut kekuasaan akhirnya ada yang membuat kelompok sendiri", jelas Sanudin.
Uniknya kelompok monyet yang terpisah menjadi dua bagian sangat ketat menjaga wilayahnya.
Kelompok monyet penghuni sekitaran makam akan dikeroyok apabila memasuki wilayah kelompok monyet Komplek perumahan dan begitu juga sebaliknya.
"Wilayah mereka di batasi dengan jembatan, mereka akan saling berjaga - jaga diperbatasan masing - masing", terangnya.
Menyikapi keberadaan kelompok monyet yang berada di kawasan Makam Ratu Bagus Kuning, di belakang Stadion Patra Jaya, Rabu (26/7/2017).
Sanudin mengatakan, monyet tersebut berjumlah sangat banyak dan terhitung jumlahnya mencapai 200 ekor yang terbagi menjadi dua kelompok.
Ajaibnya, meski terus berkembang biak dengan cara melahirkan, tetap jumlah mereka tidak bertambah.
Benar setiap ada kelahiran pasti didampingi kematian, akan tetapi jasad monyet yang mati hampir mustahil ditemukan.
Menurut Sanudin, monyet tersebut tidak bertambah jumlahnya karena adanya mahluk tak kasat mata yang memindahkan mereka ke tempat lain kalau populasinya meningkat.
Seperti halnya Sanudin, warga sekitar Sugeng juga mengatakan sangat sulit sekali untuk menemukan bangkai monyet apabila mereka memang benar - benar mati.
"Nyaris mustahil untuk menemukan bangkai monyet tersebut, sedangkan mereka terus berkembang dengan melahirkan, terlihat dari banyaknya anak - anak mereka yang masih kecil, jelasnya.
Sebagian besar masyarakat setempat masih mempercayai akan kebenaran cerita tersebut.