TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Warga di lereng Gunung Agung kini mulai mengungsi ke tempat pengungsian.
Puluhan warga Banjar Yeha, Desa Sebudi, Kecamatan Selat terpaksa mengungsi ke Bale Banjar Tengah, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.
Menurut seorang pengungsi, Ni Wayan Ubuh, semua warga di Banjar Yeha mengungsi setelah gempa melanda daerahnya.
Kekuatan gempa lumayan keras, dan cukup lama.
Sebagian warga memilih mengungsi ke Rendang dan Klungkung untuk antisipasi terjadinya hal yang terburuk.
"Warga Yeha mengungsi ke sini (Bale Banjar) sekitar pukul 01.00 wita. Semua takut dan resah dengan gempa yang terjadi," kata Ni Wayan Ubuh kepada Tribun Bali saat ditemui di lokasi pengungsian. (*)
Rasakan Gejala Alam Mirip Tahun 1963
Tujuh kepala keluarga atau sekitar 32 jiwa warga Banjar Lebih, Desa Sebudi, Karangasem, Bali mulai mengungsi ke Klungkung, Rabu malam (20/9/2017).
Mereka berinisiatif mengungsi secara mandiri setelah marasakan tanda-tanda alam yang sama saat gunung Agung meletus di tahun 1963 silam.
Mereka sementara mengungsi di beberapa rumah kerabat mereka di wilayah Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Klungkung.
"Tanda-tandanya alam yang kami rasakan mirip dengan tahun 1963 silam. Kami jadi merasa khawatir," Jelas seorang pengungsi, I Wayan Sutika.
Seorang pengungsi lainnya menjelaskan, gejala alam yang dirasakan yakni semakin seringnya merasakan gempa.
Selain itu juga sudah tercium bau belerang yang cukup menyengat di wilayah mereka.
Bahkan, gempa yang dirasakan nyaris setiap malam.
Para pengungsi tersebut tiba di wilayah Punduk Dawa sekitar pukul 20.00 Wita, dengan menhendarai kendaraan roda 4 dan roda 2. (*)