TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Prosesi Pelebon Anak Agung Niang Agung (96), panglingsir Puri Agung Ubud, Gianyar, Bali, berjalan kidmat, Jumat (2/3/2018).
Pelebon dengan bade setinggi 27,5 meter ini meraih rekor MURI.
Baca: Pelebon di Puri Ubud, Ribuan Warga Tumpah Ruah untuk Menyaksikan
Sejumlah pejabat negara pun hadir menyaksikan peristiwa bersejarah ini.
Tak seperti upacara Pelebon sebelum-sebelumnya yang kerap menimbulkan luka berat, serta kerusakan kendaraan yang parkir secara liar di bahu jalan, kali ini permasalahan yang timbul hanyalah masalah teknis.
Diawali sayap bade yang patah akibat menghantam pohon di pinggir jalan.
Disusul tumbangnya sejumlah pohon karena hantanam sanan bade dan lembu.
Selain itu, lantaran terjadi kesalahan dalam memilih bambu sebagai sanan, saat lembu baru diarak sekitar 20 meter, sanan bagian depan patah.
Para pengarakpun sempat frustasi, lantaran lembu tersebut tidak bisa diarak menuju Setra Dalem Puri, yang berjarak 800 meter dari Puri Agung Ubud.
Namun permasalahan ini bisa dipecahkan dengan cara menyeret bagian depan sanan lembu.
Anak keempat mendiang AA Niang Agung, Tjokorda Gde Raka Sukawati, sangat bersyukur prosesi Pelebon ini berjalan lancar.
Meskipun dalam perjalanan terdapat sejumlah rintangan tetapi bade dan lembu bisa sampai dengan selamat di setra.
Dia pun mengaku terharu melihat semangat masyarakat yang membantu Puri Agung Ubud menyelesaikan prosesi ini.
Saking terharunya, Gung De sempat hampir pingsan saat berada di atas bade atau di tempat layon (jenazah) ditaruh.
“Saya hampir pingsan bukan karena kepanasan dan takut ketinggian, tetapi karena rasa haru saya melihat semangat masyarakat dalam membantu. Kami keluarga Puri Ubud menghaturkan banyak terima kasih,” ujarnya saat ditemui di Pura Dalem Puri.
Prosesi keagamaan ini pun menjadi perhatian sejumlah pejabat negara.
Adapun pejabat negara yang hadir dalam prosesi ini di antaranya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri UKM dan Koperasi Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, serta Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.
Presiden Indonesia ke-5 yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, juga turut jadi tamu undangan VVIP.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada para menteri dan Ibu Megawati, para undangan lainnya serta seluruh masyarakat yang telah membantu acara Pelebon ibu saya," kata Tjok Oka Ardhana Sukawati alias Cok Ace, selaku anak dan wakil keluarga Puri Ubud, dalam sambutannya.
Sebelum prosesi arak-arakan dimulai, para undangan ini dipersilakan duduk di atas bale tinggi berukir khas Bali, yang berada di pintu gerbang Puri Agung Ubud.
Dari sejumlah tamu kerhomatan tersebut, kehadiran Susi Pudjiastuti menjadi perhatian masyarakat.
Menteri yang dikenal sebagai wanita ‘penenggelam kapal’ itu, menjadi bidikan kamera warga.
Bahkan masyarakat bertepuk tangan dan bersorak gembira ketika Susi melambaikan tangan.
Susi yang dalam acara tersebut mengenakan pakaian adat Bali berwarna putih, kamben batik, serta memakai kacamata hitam, mendapat pujian dari masyarakat.
“Bu Susi anggun sekali memakai pakaian adat Bali. Sangat kontras dengan gelar yang disandangnya sebagai menteri yang suka menenggelamkan kapal. Saya semakin kagum sama Bu Susi,” ujar seorang warga sembari memotret sang menteri.
Berdasarkan data Puri Agung Ubud, arak-arakkan ini melibatkan 3.900 orang, yang berasal dari 14 banjar di Kecamatan Ubud, serta sejumlah banjar dari Kecamatan Mengwi, Badung.
Bade yang setinggi 27,5 meter ini, memiliki berat sekitar 11 ribu kilogram. Dengan kondisi seperti ini, Museum Reskor Dunia memberikan rekor dunia untuk ritual ini.
Pemberian rekor itu diumumkan sebelum arak-arakan dimulai.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada MURI yang memberikan penghargaan rekor baru untuk Bade tertinggi 27,5 meter, dengan berat 11 ton, dan dibantu 3.900 orang, meliputi pembawa patung lembu, bade, penari, pengiring gamelan, dan lain-lainnya," kata Cok Ace.
Permaisuri Ubud AA Niang Agung merupakan ibu dari Tjokorda Istri Atun Sukawati, Tjok Gde Putra Sukawati, Tjok Oka Ardhana Sukawati alias Cok Ace, dan Tjok Gde Raka Sukawati.
Selain para menteri, ribuan turis mancanegara dan domestik tampak memadati halaman dalam Puri Ubud dan jalan raya Ubud untuk menyaksikan prosesi mulai dari tarian, arak-arakan mulai dari Puri Ubud ke Pura Dalem Puri, di jalan Tebasaye, sekitar 1 kilometer. (*)
Yuk subscribe YouTube Channel tribun-bali.com: