Rivalitas The Real Champion vs Bhayangkara FC, WCP: Kontrol Emosi dan Bermain cerdas

Penulis: Marianus Seran
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro dan pelatih Bhayangkara FC Simon MCmenemy didampingi pemain M Harhianto dan Dallen Doke dalam sesi jumpa pers, di Bali United Cafe di Stadion Dipta Gianyar, Jumat (20/7/2018) sore.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Masih segar dalam ingatan semeton Bali, perburuan gelar juara Liga I Indonesia 2017.

Kala itu, setelah Bali United menang tipis 0-1 atas PSM Makassar, 6 Juni 2017 di Makassar pada pekan ke-33, poin Bali United 65.

Skuat asuhan pelatih Widodo Cahyono Putro diambang juara musim lalu.

Namun pada pekan yang sama, Bhayangkara FC menang mudah 3-1 di kandang Madura dua hari sesudah Bali United menghentikan langkah juara PSM Makassar.

Persaingan tiga tim ini sangat ketat.

Namun, pada akhirnya, Bhayangkara FC telah dinyatakan juara karena Mitra Kukar tak melakukan banding terkait keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, terkait kasus memainkan pemain ilegal.

Seperti diketahui, memang saat itu belum diresmikan Bhayangkara FC menjadi juara, setelah menumbangkan Madura United dengan skor 3-1 di Stadion Gelora Bangkalan.

Kemenangan itu memastikan Bhayangkara FC meraih 68 poin.

Tersisa satu pertandingan lagi, jumlah poin itu masih bisa disamai Bali United yang berada di posisi kedua dengan 65 poin.

Tapi jika Bhayangkara kalah dan Bali United menang di laga terakhir, Bhayangkara tetap berhak menduduki posisi puncak alias juara karena unggul head to head atas Bali United.

Pesta juara pun dilakukan kedua tim diakhir laga., Bali United membuat pesta meriah dengan tagline The Real Champion atau juara sebenarnya.

Dihadiri para fans di Dipta sekaligus syukuran atas perjuangan Serdadu Tridatu selama semusim.

Sementara itu, Bhayangkara FC melakukan pawai di Kota Jakarta yang terlihat sepi.

Kini memori itu kembali terbuka saat pertemuan pertama kedua tim di Stadion Dipta Gianyar, Sabtu (21/7/2018) malam.

Seluruh masyarakat Bali menantikan momentum ini.

Mereka meminta kemenangan di Dipta untuk membayar kekecewaan mereka musim lalu.

Bahkan, fans telah siap memberi tekanan kepada sang tamu berjuluk The Guardian ini.

Diprediksi Tribun Stadion Dipta Gianyar bakal dipenuhi fans.

Pelatih Bhayangkara FC, Simon MCmenemy dalam sesi jumpa pers, Jumat (20/7/2018) di Stadion Dipta Gianyar, mendengungkan kalimat rivalitas kedua tim.

Simon bicara soal rivalitas bersama Bali United.

"Mungkin hal rivalitas di setiap laga, ada dalam setiap laga lawan tim manapun. Kami bukan salah satu tim populer, apa yang terjadi musim lalu, bisa menambah keyakinan fans Bali United untuk ingin menang atas kami di sini," kata Simon MCmenemy.

Sementara itu, pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro tidak ingin terpancing dengan tekanan rivalitas.

Ia akan menjalani laga dengan style Serdadu Tridatu dengan mengontrol segalanya.

"Dalam sepakbola itu pasti ada motivasi. Baik itu motivasi berlebih dan tidak ada sama sekali. Saya harap motivasi lebih dan para pemain bermain kontrol. Pasti semua orang datang ke Dipta ingin menang. Tapi kami harus cerdas bermain sepakbola," kata WCP dalam sesi jumpa pers.

Menurut WCP, jika bermain dikuasai emosi pasti kontrol hilang.

Bermain dengan motivasi tinggi tapi kontrol semuanya.

"Wajar fans ingin menang. Sebelum main kami yang duluan bertekad ingin menang. Itu hal wajar. Kami kontrol emosi dan cerdas bermain hadapi Bhayangkara FC," katanya.

Motivasi atau beban di Stadion Dipta Gianyar, dua rasa yang akan dijalani seluruh pemain Bali United.

Jika masih terpengruh dengan histori musim lalu, tentu Bhayangkara FC akan manfaatkan lewat intimidasi di lapangan.

Serdadu Tridatu tak boleh terprovokasi jika ingin menuntaskan dendam. (*)

Berita Terkini