Cerita I Made Kayuniade Saat Keluarkan Bibi Zohri dari Reruntuhan ‘Itu Sudah Paling Sulit’

Penulis: Busrah Ardans
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi jenazah juga sudah hancur.

"Kurang tahu bagaimana posisinya, tapi sudah hancur tidak karuan lagi. Kemarin (Selasa, red) kita dah masuk tapi karena korban ada di posisi agak jauh dan terjepit, apalagi sudah malam makanya kita hentikan evakuasi." jelasnya.

Menurutnya, tidak bisa sembarangan dalam mengevakuasi karena ada reruntuhan yang labil. Jika salah menyanggah, bisa jadi malapetaka bagi tim relawan.

"Itu reruntuhan kan labil, jadi kita lihat bagaimana posisinya. Karena terjepit maka posisi bangunan ini labil, jadi cari posisi bagus untuk sanggah tiangnya." ucap Suhendra, yang sudah bergabung ke Basarnas sejak 2007 silam.

Relawan lainnya, Willy, merasa lega akhirnya bisa mengevakuasi korban.

Saat proses evakuasi, yang dipikirkan Willy hanya satu; mengeluarkan korban dari dalam reruntuhan!

“Kini sudah rasa lega bisa evakuasi korban, tapi masih ada beberapa lagi korban yang harus kita evakuasi. Mudah-mudahan semuanya berjalan baik,” ujar relawan asal Kupang, NTT, ini.

Keluarga Korban Histeris

Keluarga Alm Bibi Sprinter Lalu Muhammad Zohri menangis, Rabu (8/8/2018) (Tribun Bali / Busrah Hisyam Ardans)

Sementara itu, tangis histeris keluarga korban tak dapat terbendung.

Tangis pecah seketika saat keluarga menyaksikan jenazah Salemah dievakuasi dari Masjid Jamiul Jamaah. 

Keluarga yang sudah di lokasi tampak siap memandikan jenazah.

Beberapa keluarga juga telah menyiapkan tempat dan penutup seadanya untuk proses memandikan serta mengafani jenazah Salemah.

Namun korban kemudian langsung dilarikan ke RSUD Tanjung, dan dimandikan di area sekitar rumah sakit.

Kondisi korban tampak mengenaskan, dengan pakaian ibadah melekat di badan.

Korban mengenakan mukena beserta sebuah sarung berwarna coklat bermotif kotak-kotak.

Halaman
1234

Berita Terkini