Maman Ambil Risiko Duel dengan Ular Piton 40 Kg yang Masuk Dapur, Tangan Sampai Dijahit

Editor: Rizki Laelani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ular piton/sanca yang ditangkap Maman di Bekasi Utara: Maman (35), warga Perumahan Graha Prima Sentosa, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi harus bertarung untuk menangkap ular sanca (piton) yang masuk ke rumahnya.

Maman Ambil Risiko Duel dengan Ular Piton 40 Kg yang Masuk Dapur, Tangan Sampai Dijahit

TRIBUN-BALI.COM - Maman (35), warga Perumahan Graha Prima Sentosa, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi harus bertarung untuk menangkap ular sanca (piton) yang masuk ke rumahnya.

Pada Minggu (27/1/2019), ular sanca sepanjang tiga meter dengan sekitar bobot 40 kilogram tersebut ditemukan di dapur rumah Maman.

Ketika itu rumah Maman dan sekelilingnya tengah dilanda banjir sekitar 20 sentimeter.

Dikutip dari Kompas.com dan Tribun Jakarta, istri Maman, Wati (30) mengatakan penemuan ular piton itu pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Kemarin pagi, waktu itu kondisinya lagi banjir, air masuk ke dalam rumah, pas lihat di dapur ternyata ada ular," kata Wati, Senin (28/1/19).

Penemuan ular sanca itu sempat membuat seisi rumah geger.

Sebab, ukuran ular sanca cukup besar.

Kemudian, Maman dan dua kerabatnya berusaha menangkap ular sanca itu.

"Yang nangkep suami saya, orangtua sama paman, tiga orang," ucap Wati.

Maman dan dua kerabatnya itu menangkap ular sanca hanya memakai tangan kosong.
Namun, proses penangkapan ular sanca itu tak berjalan mulus.

Suami Wati harus terluka akibat gigitan ular sanca.

Bahkan, luka gigitan ular sanca itu cukup serius hingga Maman harus mendapat perawatan.

"Pas mau nangkep kepala ularnya berontak, tangan kanan suami saya kena gigit, luka lumayan dalam, sampai enam jahitan," ujar Wati.

Setelah berhasil ditangkap, ular sanca itu dimasukkan ke dalam kandang kucing.

Dua warga mengangkat kandang berisi ular

"Kita pakai kandang bekas kandang kucing, tadi sih sudah ada dari Damkar kemari ngecek."

Minas (60), warga yang ikut menangkap ular sanca, menduga reptil itu berasal dari Kali Sektor 5 yang berada di Perumahan Graha Prima Sentosa.

"Ularnya dari kali jadi pas dia (ular) kebawa ke dalam rumah, kebetulan kan rumahnya di dekat kali itu.

Saya sih sudah pernah lihat ular itu sebelum ini, tetapi ularnya ada di kali. Baru ini dia kita tangkap," tutur Minas.

Trik Melepas Lilitan Ular Piton

Panji Petualang membagikan trik melepaskan lilitan ular piton di tubuh agar selamat.

Tidak hanya melalui lilitan, ular piton rupanya bisa menggigit.

Panji Petualang menyebut, ular piton memiliki taring seperti kail.

Sekitar 150 rahang menjadi kekuatan ular piton saat memangsa korban.

Ketika digigit ular piton, Panji Petualang menyarankan untuk tak memaksa menarik gigitan itu.

Cara lain melepaskan gigitan itu bisa menggunakan air.

Siramlah air pada mulut ular piton agar melepas gigitannya.

"Cara buat melepas gigitan piton dengan disiram air, tahan aja jangan ditarik. Mulutnya siram air pasti lepas," kata Panji Petualang melalui akun Youtube-nya.

Selain itu, Panji Petualang mengingatkan saat lilitan itu menuju leher, jangan sampai kepala dalam keadaan tegak.

Miringkan posisi kepala ke bahu kanan atau kiri.

Tempelkan dagu dan pipi ke bahu sehingga lilitan itu tak langsung mengenai leher.

Walaupun akan tetap sakit, tapi cara itu bisa membuat tenggorokan tak langsung kehabisan nafas.

"Jadi tenggorokannya bisa suplai walaupun tetap kaya tadi sakit," jelasnya.

Kemudian, untuk melepaskan lilitas perlu dibantu minimal oleh dua orang.

Kedua orang itulah yang bisa melepaskan lilitan ular piton pada tubuh korban.

Perlu diingat, lepaskan lilitan itu secara bersamaan.

"Harus dibantu sama orang minimal dua orang agar mudah ngelepasin, tapi kalau enggak dibantu setengah mati," kata Panji Petualang.

Lilitan ular piton itu bisa mengakibatkan kehabisan napas.

Hal itu pula yang menyebabkan manusia bisa kehilangan nyawa ketika dililit ular piton.

Menurut Panji Petualang, rentang waktu gagal bernapas saat dililit ular piton paling lama sekitar tiga menit.

Waktu tersebut lebih daripada dampak kehilangan napas saat digigit ular kobra.

"Jarak untuk gagal napas itu lebih cepat daripada digigit ular kobra. Jadi kita bakal kesendat enggak bisa napas dalam jarak sekitar tiga menit," ujarnya.

Dalam satu menit saja, Panji Petualang sudah kesulitan bernafas saat dililit ular piton.

Hal itu dirasakannya saat bereksperimen melilitkan ular piton liar di lehernya.

"Barusan itu cuma satu menit saya dililit rasanya kaya sakitnya di (leher) itu rasanya enggak bisa dirasain," kata Panji Petualang. (Fidya Alifa Puspafirdausi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkini