TRIBUN-BALI.COM - Pengadaan pasawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia untuk memperkuat alutsista TNI AU masih berjalan alot hingga kini.
Kendati demikian, meski banyak kendala dalam pengadaannya, proses pengadaan Sukhoi SU-35 tetap berjalan dan masih terus diupayakan oleh pemerintah.
Kabar terkini, seperti dikutip Tribun Bali dari laman TASS Rusia, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi optimistis pengiriman jet tempur Sukhoi SU-35 dapat terealisasi pada tahun ini juga.
"Anda tahu, ini adalah masalah teknis karena perjanjian sudah ditandatangani. Pembicaraannya adalah soal penerapannya secara teknis karena skema (imbal beli) itu sendiri cukup baru bagi kami," kata Dubes, Senin (25/3/2019).
"Seperti yang Anda tahu, skema ini mencantumkan imbal beli produk dan saya sangat berharap bahwa itu akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Saya berharap ini akan terjadi tahun ini," ucap Dubes menanggapi pertanyaan TASS terkait pengiriman pesawat tempur Sukhoi SU-35 ke Indonesia.
Menanggapi pertanyaan terkait posisi adanya intervensi Amerika Serikat (AS) dalam pengadaan Sukhoi SU-35, Dubes Mohamad Wahid Supriyadi tak menjawab secara rinci.
Namun demikian, pihak pemerintah tetap akan memutuskan secara internal.
"Tetapi pemerintah telah membuat keputusan untuk dirinya sendiri dan ini adalah masalah internal, masalah kepentingan nasional dan keputusan secara alami akan dibuat oleh kami," kata utusan itu.
Duta Besar juga menyatakan bahwa Rusia dan Indonesia sedang mengerjakan proyek-proyek baru di bidang kerja sama militer dan teknis tetapi menolak untuk memberikan rincian secara detail.
"Setiap tahun, komisi khusus untuk kerja sama militer dan teknis mengadakan sesi untuk membahas masalah saat ini," kata duta besar.
Seperti diketahui, Indonesia berambisi untuk mendatangkan pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Pengadaan ini sudah ditandatangani oleh Kemenhan pada Februari Tahun 2018 lalu.
Dalam kesepakatan itu, Indonesia mendatangkan 11 Sukhoi SU-35 dengan paket lengkap full persenjataan.
Nilai transaksi pengadaan Sukhoi SU-35 ini menghabiskan anggaran 1,14 miliar dolar AS.
Proyeksi Skuadron Sukhoi SU-35
Matra kekuatan udara TNI adalah kunci untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Di tengah tugas dan kewajiban menjaga luasnya wilayah NKRI, TNI AU harus bekerja ekstra keras di tengah keterbatasan alutsista yang ada.
Seperti yang terus disorot pemerhati militer, sejumlah pesawat TNI AU diketahui harus segera diganti karena sudah termakan usia.
Ambil contoh F-5 Tiger yang mengisi skuadron 14 Madiun.
Keberadaan pesawat tempur buatan Amerika Serikat ini terpaksa digrounded.
Untuk itulah, TNI AU merekomendasikan kepada Kemenhan untuk segera digantikan sejak pengadaan (Minimum Essensial Force 2014-2019) MEF ke-2. Semenjak kesepakatan pengadaan Sukhoi SU-35 pada Februari 2018 lalu, Sukhoi SU-35 digadang-gadang untuk mengganti posisi F-5 Tiger.
Terlebih beberapa negara kawasan seperti China yang makin agresif di Laut China Selatan berpotensi menimbulkan gesekan.
Belum lagi Australia dan Singapura yang secara resmi mengakuisisi pesawat tempur siluman generasi ke-5, F-35 stealth. (ady)